Lembang - Di balik indahnya desa Jayagiri, yang berlokasi di Kecamatan Lembang, Kabupaten Bandung Barat, di mana merupakan daerah yang sangat subur dan didominasi oleh perkebunan dengan berbagai macam jenis bunga, sayuran, dan tumbuhan lainnya, serta peternakan sapi yang diperah susunya setiap hari untuk dimanfaatkan sebagai bahan utama pembuatan susu UHT dan olahan lainnya.
Ternyata, terdapat sebuah situs sejarah tersembunyi yang menyimpan banyak misteri, masyarakat sekitar menyebutnya dengan "Benteng Pasir Ipis" atau "Benteng Belanda". Benteng tersebut dinamakan Benteng Belanda karena merupakan tempat untuk bersembunyi bagi tentara Belanda pada saat masa penjajahan. Benteng ini diperkirakan dibangun antara tahun 1891 dan 1930. Sehingga keadaannya saat ini tertutupi oleh sedikit tanah, lumut dan beberapa tumbuhan yang menyelimuti keindahan ornamen daripada benteng tersebut. Namun, hingga saat ini terlihat masih kokoh berdiri tanpa terlihat adanya sedikit puing-puing benteng yang roboh. Lokasinya tepat berada di Kp. Pasir Ipis, RT/RW 05/06 Desa Jayagiri, Kecamatan Lembang, Kabupaten Bandung Barat.
Berdasarkan hasil wawancara mahasiswa/i KKN SISDAMAS Kolaboratif UIN Sunan Gunung Djati Bandung, UIN Raden Intan Lampung dan UIN KH. Saifuddin Zuhri Purwokerto Kelompok 333 dengan Ketua Karang Taruna RW 06 Kang Elan Suherman pada hari Minggu (18/08/2024), menjelaskan bahwasannya benteng ini merupakan tempat bersembunyi tentara Belanda dalam memantau tentara Jepang yang di kala itu secara bersamaan menjajah negara Indonesia. Dibuatnya benteng ini bertujuan untuk memantau dan menghalau tentara Jepang yang mendarat di daerah Kalijati, Kabupaten Subang. Sehingga dari Benteng ini lah, tentara Belanda mampu berwaspada ketika melihat tentara Jepang mulai mengusik daerah pertahanan mereka.
Seiring dengan berjalannya waktu, peninggalan Benteng Belanda ini juga dimanfaatkan sebagai tempat bersembunyi masyarakat sekitar ketika masa pemberontakan peristiwa G30SPKI. Namun demikian, keberadaan benteng ini belum diketahui oleh banyak orang dikarenakan letaknya yang terdapat di bawah kaki Gunung Tangkuban Perahu.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H