Lihat ke Halaman Asli

Tri Rismaharini, dari Wagiman Menjelma Menjadi Waliman

Diperbarui: 24 Juni 2015   01:35

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gambar

[caption id="" align="aligncenter" width="390" caption="Tri Rismaharini.Sumber foto : http://data.tribunnews.com/"][/caption] Terselip rasa bangga dan bahagia ketika pagi ini menyempatkan diri untuk membuka halaman situs www.citymayor.com. Pada halaman utamanya terpampang berita tentang 2 pemimpin kota di Indonesia dan isinya pun tidak mengecewakan. Berita yang menyejukkan setelah minggu yang lalu dipenuhi oleh beragam kabar tentang bencana. Satu berita tentang Jokowi yang semakin kencang digadang-gadang untuk menjadi RI-1 dan satu lagi berita tentang Tri Rismaharini, sang Walikota Surabaya. Kekuatan media memang luar biasa. Dalam waktu tidak terlalu lama, bahkan dapat dikatakan sekejap, Walikota Surabaya melejit bak meteor, naik ke permukaan dan mendadak menjadi terkenal di seantero negeri. Jadi teringat ketika beberapa waktu lalu, tepatnya 8 bulan yang lalu, sempat menulis tentang Bu Risma. Waktu itu beliau belum seterkenal sekarang. Pamornya masih berada di kisaran Kota Surabaya. Kunjungan kerja ke Surabaya menggelitik hati untuk menuliskan tentang kiprah Bu Risma. Tulisannya bisa dilihat di Jokowi Harus Mencontoh Wagiman (22/6/2013) dan Dua Pemimpin Jempol, Sayang Wagiman Tidak Sekondang Jokowi (28/8/2013). Situs yang memiliki arus utama penulisan tentang kiprah-kiprah para Walikota di dunia www.citymayors.com mulai kerap menulis tentang sepak terjang pemimpin kota di Indonesia. Bu Risma salah satu yang mulai sering diberitakan. Bahkan di halaman hari ini,  Bu Risma dinobatkan sebagai “Mayor of the month”. Bu Risma terpilih karena secara konsisten telah berhasil mengawal perkembangan kota Surabaya. Terutama pengawalan beliau terhadap pengembangan pelabuhan  yang tersendat selama 2 dekade. Sejak Bu Risma menjadi Walikota, lalu lintas pelabuhan meningkat hingga 200%. Sebuah predikat yang membanggakan. Latar belakang pendidikan arsitekturnya turut mempengaruhi sentuhannya pada berbagai taman di Kota Surabaya. Beliau sangat peduli akan lingkungan warga kotanya. Beliau mengubah banyak lahan terlantar dan ruang terbuka yang terbengkalai menjadi taman-taman nan cantik. Tidak kurang 11 taman utama dengan tema yang berbeda, dimiliki Surabaya, mulai dari Taman Persahabatan, Taman Ekspresi, Taman Skate dan BMX, Taman Flora, dsb. Nyaris mirip dengan taman-taman yang sekarang coba diwujudkan pula oleh Ridwan Kamil di Bandung. Tidak usah heran karena memang ada keterkaitannya. Ridwan Kamil yang sama-sama memiliki latar belakang pendidikan arsitektur (ITB), sebelum menjadi Walikota Bandung sempat menggarap dan bekerja sama dengan Tri Rismaharini kala beliau masih menjabat di Dinas Pertamanan. Ridwan Kamil turut menggagas taman-taman di Kota Surabaya. Ridwan Kamil maupun Tri Rismaharini memiliki modal kuat dalam menata kota. Keduanya memiliki latar belakang pendidikan penataan kota yang mumpuni. Selain pendidikan arsitektur, Tri Rismaharini membekali diri dengan pendidikan manajemen pengembangan perkotaan di Institut Teknologi Surabaya (ITS) dan juga kursus di  Rotterdam, masih dalam bidang Manajemen Pengembangan Perkotaan. Kiprah Tri Rismaharini di bidang lingkungan hidup tak hanya berhenti pada taman-taman kota. Surabaya memiliki agenda hijau dengan melibatkan sektor swasta, sekolah, universitas, dan pihak lainnya. Programnya terkait pelestarian hutan mangrove di sepanjang pantai Surabaya dan produksi barang-barang olahan mangrove seperti batik, sirup, dan makanan olahan mangrove lainnya turut mewarnai. Tri Rismaharini sering mengungkapkan tentang perlunya memerintah tidak hanya untuk masyarakat tapi juga bersama dengan masyarakat. Sebuah kota harus menjadi rumah bagi warganya. Intinya, pengembangan sebuah kota tidak dapat terlepas dari sentuhan pada kehidupan warga kotanya. Kehidupan sosial budayanya. Risma memahami hal tersebut. Bu Risma  tidak menginginkan perkembangan kota Surabaya malah berakibat menjauhkan warganya, menyisihkan warga kotanya.  Untuk itulah, beliau juga memiliki perhatian penuh pada penanganan kesehatan, pendidikan, bahkan penanganan  lokasi-lokasi prostitusi. Satu demi satu penghargaan diraih oleh Tri Rismaharini. Mungkin kurang tepat jika dikatakan “diraih”. Tepatnya “diberikan”, karena Bu Risma tidak memiliki maksud untuk meraih penghargaan, beliau hanya ingin memberikan yang terbaik untuk Kota Surabaya yang dicintainya.  Untuk itulah beragam penghargaan layak diberikan padanya. Kemelut yang sekarang tengah dihadapi semoga cepat berlalu dan terselesaikan dengan manis. Semua demi masyarakat, khususnya warga Surabaya. Sangat sayang jika salah satu dari para pemimpin jempolan di negeri ini tersisihkan hanya karena ulah segelintir atau sekelompok orang yang ingin menodai negeri. Walikota satu ini ternyata tidak hanya layak dijuluki Wagiman, Walikota Gila Taman. Bu Risma telah menjelma menjadi Waliman, Walikota Idaman. Tugas Bu Risma belum usai. Indonesia masih sangat membutuhkan pemimpin-pemimpin yang mau memimpin dengan hati. Tulus mengabdi pada negeri. Tanpa pamrih melayani warga. Demi kemajuan kota. Kami hanya bisa mendoakan semoga Bu Risma tetap tegar, tetap fokus dalam menata Surabaya. Bu Risma… Semangat..! Selamat pagi. Salam. (Del)




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline