TERSENYUMLAH
Kata siapa?
Kataku, karena tersenyum adalah jembatan yang meghubungkan hati manusia, dan Bahasa universal yang tak memerlukan terjemahan. Namun kata dia tersenyum tak dibutuhkan ketika ada masalah, yang dibutuhkan adalah doa, ya berdoa kepada yang maha kuasa agar Ia menanggung semua derita, meskipun Ia telah menderita dengan keegoisan ku dan keegoisan dunia yang sulit untuk membagikan senyuman itu meskipun itu tak berbayar, namun mahal untuk dilakukan dan itu menjadi deritaku ketika melihat senyumku dibalas dengan amarah, sikap acuh tak acuh.
Aku kecewa sih sebenarnya, tapi setiap pribadi memiliki keunikan masing-masing untuk merespon. Namun aku tetap tak terima karena aku punya hak untuk menerima atau tidak, ya aku sadar sepenuhnya untuk merubah perspektif itu, karena jika aku tetap pada pandanganku, maka aku akan tetap tinggal dalam zona nyamanku yang seharusnya tidak. Aku katakan itu dengan tegas untuk tidak, dan untuk terus menebarkan senyum agar senyum sejatiku menular dan mampu menembusi kalbu manusia dan membuat orang bahagia, bukan hanya sekedar tertawa dan tersenyum, tapi harus benar-benar meresapi serta menghidupi senyuman itu, meskipun itu hal biasa namun itu luar biasa bagi jiwa yang merana yang menginginkan kebahagian melalui senyuman karena senyum adalah alat yang ampuh untuk berkomunikasi dengan jiwa yang membutuhkan serta bisa berkomunikasi dari hati ke hati agar hati tak memiih kepada siapa ia harus memberikan seyum itu, tapi pada akhirnya hatilah yang akan mengatakan tersenyumlah agar semua makhluk pun terseyum.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H