Tafsir merupakan upaya untuk menjelaskan makna-makna ayat suci Al-Qur'an dengan merujuk pada konteks historis, linguistik, dan sosial pada saat wahyu turun. Ini dilakukan untuk memahami pesan yang dimaksudkan oleh Allah SWT melalui ayat-ayat-Nya. Tafsir menjawab pertanyaan "apa yang dikatakan Allah?" dan "bagaimana kita harus memahaminya?"
Takwil merupakan langkah selanjutnya setelah tafsir, di mana makna-makna yang lebih dalam atau simbolis dari ayat suci diperkenalkan. Ini melibatkan pengungkapan makna-makna yang tidak terbatas pada interpretasi harfiah atau kontekstual semata, tetapi mencari makna-makna yang lebih luas atau spiritual dari teks tersebut. Takwil menjawab pertanyaan "apa yang dimaksudkan Allah di balik kata-kata ini?"
Tadabbur adalah praktik mengamalkan hasil dari takwil dalam kehidupan sehari-hari. Ini melibatkan refleksi, meditasi, dan kontemplasi atas makna-makna spiritual yang terungkap melalui takwil ayat suci Al-Qur'an. Tadabbur membantu seseorang untuk mendalami dan menginternalisasi ajaran-ajaran Al-Qur'an sehingga dapat diimplementasikan dalam perilaku dan keputusan mereka.
Terdapat tantangan dalam menafsirkan Al-Qur'an karena membutuhkan kualifikasi tertentu untuk menjadi seorang mufasir. Syarat-syarat tersebut mencakup pemahaman yang mendalam tentang bahasa Arab, ilmu tafsir, sejarah Islam, dan akhlak yang baik.
Contoh dari tafsir Al-Qur'an adalah Tafsir Tahlili dan Tafsir Jalalain:
1. Tafsir Tahlili: Ini adalah tafsir yang menjelaskan ayat-ayat Al-Qur'an secara runtut dari berbagai seginya. Sebagai contoh, Surat Ad-Dhuha bisa dijelaskan secara runtut dari Surat sebelumnya, yaitu Surat Al-Lail yang berisi tentang asbabun nuzulnya dan munasabah turunnya berdasarkan tempat dan waktu. Karena banyak sekali penjelasan dengan menggunakan metode Tahlili, 1 ayat bisa dijelaskan menjadi beberapa halaman. Salah satu contoh karya yang menggunakan tafsir Tahlili adalah "Tafsir Al-Mishbah" karangan Quraish Shihab. Nah, tafsir Tahlili memiliki kelebihan di antaranya: menjelaskan kandungan al-Qur'an secara utuh dalam satu mushaf, mengemukakan arti kosakata dan penjelasan mengenai arti global ayat. Dengan demikian, tafsir ini membantu dalam memahami hubungan antar-surah dan memperdalam pemahaman terhadap Al-Qur'an secara keseluruhan. Sedangkan kekurangannya adalah menghasilkan pandangan parsial dan kontradiktif, banyak ruang subjektivitas, membuka Pemikiran israiliyat, pengulangan penafsiran terhadap ayat yang bertema sama.
2. Tafsir Jalalain: Ini adalah tafsir yang disusun secara sederhana dan mudah dipahami. Cirinya adalah penjelasan yang singkat namun padat, tanpa terlalu mendalam ke dalam aspek-aspek linguistik atau historis. Tafsir Jalalain sering digunakan sebagai referensi awal bagi yang ingin memahami makna ayat-ayat Al-Qur'an secara ringkas dan jelas.
Dengan demikian, pendekatan-pendekatan tersebut saling melengkapi dalam memahami Al-Qur'an dengan lebih mendalam dan holistik.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H