Lihat ke Halaman Asli

KKN SENDANGAGUNG KELOMPOK 35

UNIVERSITAS AISYIYAH YOGYAKARTA

Manfaat Media Sosial Pada Masa Pandemi: Upload Story atau Kuliah?

Diperbarui: 21 Januari 2022   16:26

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Penyebaran virus Covid-19 di Indonesia sangat berdampak pada bidang poleksosbudhankam. Selain itu, juga berdampak terutama pada pendidikan dijenjang perkuliahan. Melalui Surat Edaran Mendikbud Nomor 4 Tahun 2020 tentang Pelaksanaan Pendidikan Dalam Masa Darurat Covid-19, mengatakan bahwa seluruh peserta didik bisa mendapatkan layanan pendidikan yang optimal namun tetap mengutamakan protokol kesehatan untuk memutus rantai Covid-19 semaksimal mungkin. Kondisi ini membuat Unisa Yogyakarta menerapkan kebijakan pembelajaran secara daring. Proses perkuliahan yang awalnya luring harus bertransformasi menjadi perkuliahan daring yang dapat dilakukan tanpa terbatas tempat dan waktu.

Diberlakukan perkuliahan daring secara tidak sengaja mengharuskan mahasiswa mempunyai alat elektronik untuk kegiatan pembelajaran. Dalam pembelajaran di Unisa Yogyakarta media yang digunakan  antara lain : discord, googleclassroom, googlemeet, zoom, WhatsApp, Telegram, Youtube, Elearning, dan ada beberapa lagi. Paling sering digunakan yaitu WhatsApp. Pemanfaatan media sosial WhatsApp  menjadi salah satu alternatif yang digunakan selama perkuliahan, selain kemudahan dalam mengakses aplikasinya. Pernyataan ini didasarkan pada penelitian yang dilakukan Trisnani (2017) menyatakan dari banyaknya platform media sosial yang sering diakses Instant Messaging WhatsApp adalah yang paling dominan digunakan. Oleh sebab itu, mahasiswa dengan mudah menerima materi perkuliahan yang dibagikan oleh dosen. Akan tetapi, pembelajaran daring melalui media sosial WhatsApp  bukanlah hal yang mudah bagi sebagian mahasiswa. Berdasarkan penelitian aspek pengaplikasian mengenai tingkat pemahaman materi perkuliahan, menunjukkan bahwa dari total 178 mahasiswa, sebanyak 54,1% menyatakan bahwa pemahaman akan materi yang disampaikan melalui WhatsApp  tidak dapat diterima dengan baik oleh mahasiswa, sehingga akan menghambat dalam proses pembelajaran. Karena menggunakan WhatsApp  materi yang diberikan hanya berupa slide ppt kadang tidak ada penjelasan dari dosen sehingga mahasiswa diharuskan dapat memahami sendiri maksud dari isi slide yang telah dibagikan kepada mahasiswa. Maka hal ini diperlukan peninjauan kembali mengenai cara yang tepat sehingga proses belajar mengajar selama masa pendemi ini dapat berjalan efektif, dan mahasiswa dapat menyerap materi perkuliahan dengan optimal sehingga tujuan pembelajaran tercapai. (Prananda, 2019). Selain itu dampak negatifnya dalam media WhatsApp , dosen tidak bisa memantau mahasiswanya sedang memperhatikan atau tidak. Karena bisa jadi saat pembelajaran, mahasiswa tidak fokus dan lupa waktu karena sekarang trend video atau foto estetik sehingga mereka seakan-akan berlomba-lomba meng-upload story.  

Sekarang seolah-olah media sosial menjadi tolok ukur terhadap pencapaian pemahaman mahasiswa. Jika mahasiswa belum paham berarti sarana atau fasilitasnya belum memadai, ada kendala atau belum bisa menggunakan media sosial dengan efektif. Media sosial akan bermanfaat jika penggunanya, memanfaatkan dengan baik dan digunakan untuk mengembangkan kreativitas (sebaliknya). Ingat, kita bisa berkreasi menggunakan bermacam cara.

Sebagai mahasiswa, saat Covid-19 ini membuat kita untuk mengetahui asli jati diri. Kita tidak boleh menyerah dengan keadaan, melainkan kita harus tetap kreatif dan semangat untuk hidup yang lebih baik. Dan karena ada pemberlakukan kuliah online dan dibantu dengan platform digital, kita akhirnya semakin dekat dengan evolusi sebagai homo digital. Ruang untuk menjajakan dunia maya atau online semakin berkembang. Sehingga kita optimis menuju pendidikan yang mengglobal melalui jaringan dan gunakan media sosial secara bijaksana.

                                                                                               




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline