Program Merdeka Belajar telah menjadi inisiatif yang menginspirasi di dunia pendidikan, memungkinkan para siswa untuk mengembangkan potensi dalam dirinya secara mandiri dan kreatif. Hal ini memiliki potensi besar untuk memperkaya warisan budaya kita dan memperkuat identitas bahasa daerah.
"Data penelitian vitalitas bahasa daerah tahun 2021, hampir semua bahasa daerah mengalami kemunduran," kata Kepala Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Prof Endang Aminudin Aziz di Semarang, Jawa Tengah, seperti dilansir Antara, Selasa (14/3/2023). Informasi ini dikutip dari laman detik.com
Bahasa daerah adalah aset budaya yang tak ternilai harganya. Namun sayangnya, di era globalisasi ini bahasa daerah sering kali terpinggirkan dan terabaikan. Untuk menjaga keberlanjutan bahasa daerah, penting bagi kita untuk menghidupkannya melalui praktik merdeka belajar menggali potensi budaya lokal.
Praktik yang dapat dilakukan adalah dengan mendorong para siswa untuk mencintai bahasa daerah milik mereka sendiri, adanya semarak merdeka belajar pemerintah dapat memadukan bahasa daerah ke dalam kurikulum dan kegiatan pendidikan di setiap sekolah. Misalnya melalui penyajian puisi atau cerita dalam bahasa daerah.
Selain itu, praktik baik lainnya yang dapat dilakukan adalah mengajukan penggunaan media dan teknologi yang relevan dalam pembelajaran bahasa daerah. Para guru dapat menggunakan berbagai macam aplikasi dan platfrom e-learning yang dapat menarik konteks budaya bahasa daerah kepada siswa, maka para siswa akan memiliki motivasi dan rasa yang menggebu untuk mempelajari bahasa daerah yang harus mereka lestarikan.
Membangkitkan minat dalam belajar bahasa daerah juga merupakan praktik siswa yang baik dalam merdeka belajar. Guru juga dapat mendorong siswa untuk ikut berpartisipasi dalam kegiatan ekstrakulikuler yang berkaitan dengan budaya maupun bahasa daerah, mengikuti pentas seni budaya, dan perlombaan dalam hal pidato berbahasa daerah.
Salah satu praktik baik dalam Learning yang berhubungan dengan bahasa daerah adalah penerapan pendekatan berbasis budaya. Dalam pembelajaran bahasa daerah, guru dapat memperkenalkan unsur-unsur budaya daerah ke dalam kurikulum, seperti menyajikan cerita-cerita rakyat, mengenalkan lagu-lagu tradisional, atau memperkenalkan kesenian tradisional.
Dengan melibatkan budaya dalam pembelajaran, siswa akan lebih terhubung dengan materi pelajaran dan memiliki kebanggaan terhadap warisan budaya mereka.
Pemerintah juga dapat memberikan kesempatan kepada siswa untuk berinteraksi langsung dengan para penutur asli bahasa daerah, pemerintah dapat memberikan dukungan kepada sekolah agar dapat mengundang narasumber yang fasih dalam berbahasa daerah agar para siswa memiliki pengalaman yang berharga secara langsung.
Dengan adanya interaksi langsung dengan penutur asli bahasa daerah siswa dapat meningkatkan kemampuan berkomunikasi mereka dalam bahasa daerah, sehingga mustahil bahasa daerah untuk menjadi musnah di era globalisasi saat ini.