Lihat ke Halaman Asli

Sari Novita

Imajinasi dan Logika

Temukan Pengalaman Baru di Jakarta Biennale 2015

Diperbarui: 12 November 2015   04:02

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="Idrus Bin Harun, Seniman Asal Aceh"][/caption]

Jakarta Biennale akan mengelar acara pameran seni bertajuk “Maju Kena Mundur Kena: Bertindak Sekarang” di pertengahan November 2015.  Acara ini diadakan setiap 2 tahun sekali mengikuti arti Biennale (acara  2 tahunan) dan berasal dari bahasa Itali. Kosakata “Biennale” sendiri dipakai kali pertama di Venice tahun 1970-an. Kemudian diikuti oleh negara-negara lain termasuk Indonesia. Bahkan tidak hanya Jakarta Biennale, tapi muncul pula Makassar Biennale, Bali Biennale dan Jogja Biennale. Jakarta Biennale telah ada di Indonesia di tahun 1974 yang diadakan Dewan Kesenian Jakarta (DKJ). Di tahun 2014, Jakarta Biennale berdiri sendiri dan menjadi Yayasan Jakarta Biennale.

 

Perhelatan berskala internasional Jakarta Biennale  dibuka pada tanggal 14 November 2015  di Gedung Sarinah, mengangkat 3 isu yang masih muncul di masyarakat kota dan kampung. Kemudian akan terus berlanjut mulai dari tanggal 15 November sampai 17 Januari 2016. Ketiga isu yang terdiri dari: sejarah, permasalahan air, dan gender, dapat dilihat dari karya-karya dan penampilan pertunjukan seni yang digelar dengan ‘membangunkan’ Gedung Sarinah pada 2 blok gedung yang masing-masing luasnya 3000m2.

[caption caption="Space Tisna Sanjaya - 5 hari menuju Jakarta Biennale 2015"]

[/caption]

Selain street art dengan mural-nya yang meramaikan tembok-tembok luar gudang, hadir juga karya fotografi, musik, video, street visual, proyek seni rupa, free street market, seni untuk keluarga, bincang seniman, tur Biennale, akademi, dan simposium. Dan pada pembukaan tanggal 14 November 2015, pukul 04.00 sore, performans para seniman bakal membawa para pengunjung ke dimensi berbeda. Performans seni ini tidak muncul setiap hari. Karena seperti seniman Jonas Sestakresna yang memboyong  10 orang timnya (media visual, tari, musik elektrik dan musik etnik) langsung dari Bali hanya muncul pada acara pembukaan saja.

Karya Jonas Sestakresna, Peter Robinson (New Zealand), dan Tisna Sanjaya (Bandung) merupakan 3 titik yang berada di pusat (di tengah)   gedung utama – dihadirkan sebagai performans yang terhubung 3 konsep: bermain, merenung dan santai, dan sembayang atau berdoa. Ketiga konsep yang menurut kurator Charles Esche merupakan hal dasar dalam hidup.

Bermain, Peter Robinson membuat material  untuk mengajak anak-anak dan pengunjung agar dapat menyusun pola yang telah dibuatnya. Di sini anak-anak maupun pengunjung lain bisa berekspresi dan mendapatkan pengalaman yang berbeda dari kehidupan sehari-hari.

Merenung dan santai, Jonas Sestakresna membangun instalasi bambu yang diberi nama “Tar-tar”. Dari instalasi tersebut, pengunjung dapat naik dan melihat seluruh ruangan termasuk karya-karya seniman di atas panggung bambu yang dibuatnya. Wujud instalasi ini memang sangat natural yang memungkinkan pengunjung untuk berdiri atau duduk santai sambil merenung. Ditambah saat acara pembukaan, Anda bakal takjub melihat instalasi ini terbang di hadapan Anda.

 

“Tar-tar” oleh Jonas Sestakresna & tim[caption caption="Tar-Tar karya Jonas Sestakresna"]

[/caption]

Sembayang atau berdoa, Tisna Sanjaya menampilkan 33 karya seni rupanya bersama performans ritual doa-doa atas isu-isu yang terjadi di tengah masyarakat. Terdapat pula limbah plastik dan biji-bijian, entah digunakan untuk apa saat penampilannya nanti. Sepertinya pertunjukan ritual ini bukan ritual biasa dan bisa memberikan artian tersendiri yang dapat dirasakan para pengunjung. Dan bisa jadi akan dilakukan 33 kali dengan gaya dan ritual yang berbeda.

Berjalan ke sisi lain dari pertunjukan utama, pengunjung akan menemukan tema berbeda – air, lingkungan hidup, gender, politik, dan termasuk sejarah.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline