Lihat ke Halaman Asli

Sari Novita

Imajinasi dan Logika

Menjadi Kakap dengan Kekayaan Laut Indonesia

Diperbarui: 27 Agustus 2015   22:58

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hasil Laut yang Dibekukan

                          

Hasil Laut yang Dibekukan

Pameran UKM ekspor telah diadakan pada tanggal 25 Agustus – 26 Agustus 2015, Gedung Smesco, Jakarta Selatan. Salah satu peserta pameran tersebut adalah Kelola Mina Laut (KML Food) yang memproduksi hasil laut mentah dan makanan laut yang diolah. Perjalanan KML Food di bidang makanan laut berawal dari  tahun 1994 merupakan suatu proses bertahap yang terus diiringi inovasi dan kemajuan. Dari hasil laut yang diproduksi, sebesar 98% di pasarkan ke luar negeri – dan Jepang sebagai negara paling banyak memesan hasil laut dari KML Food, sedangkan hanya 2% dipasarkan ke dalam negeri. Sebanyak 2000-an ton/tahun atau sekitar 7-8 container/hari KML Food mengeskpor produk hasil laut dalam bentuk daging saja.

 

Indonesia memiliki kekayaan laut yang besar, bahkan menyaingi negara-negara di dunia yang pertumbuhan ekonominya tinggi. Sekitar 6.4 juta ton per tahun hasil laut di dunia berasal dari negeri Indonesia. Rakyat Indonesia pasti tahu soal kekayaan laut Indonesia ini, begitu pula KML Food, tapi Bapak Mohammad Nadjikh, Presiden Direktur KML Food tidak melupakan para nelayan di pesisir laut negeri ini. Ia mengajak 300.000 nelayan dari berbagai wilayah Indonesia untuk bekerjasama/bermitra memajukan kesejahteraan dan potensi alam. Sejumlah 12.000 nelayan telah menjadi karyawan KML Food. Dan akan terlibat acara ulang tahun PAUD ke-10 dengan memberikan makan hidangan laut kepada 6000 anak.

Berbagai hasil laut yang di-frozen KML Food

Berbagai hasil laut yang di-frozen KML Food

Sebagai info, KML Food telah mengekspor hasil laut mentah dan olahan ke Jepang, Amerika, Korea, Taiwan, Malaysia, Singapore, New Zealand, Timur Tengah, Eropa, Brazil, Karibia, Hawaii, Rusia, dan negara lainnya. Dan bicara soal keberhasilan, tidak ada sesuatu usaha dijalankan langsung memberikan hasil yang besar, semua berasal dari bawah, bahkan tak jarang berasal dari titik nol yang hanya bermodalkan niat, kemauan, antusias, dan nekad. KML Food pun tidak malu mengaku bahwa usahanya ini dimulai dari kelas teri -yang mendirikan tempat usahanya dari dinding bambu di Tuban, Jawa Timur dan menamakannya “Kandang kuda” – dan produksi pertamanya mengolah ikan teri nasi. Usaha yang berawal dari teri dan memproduksi teri untuk memulai masa depan. Untuk menjadi kakap yang tidak sembarangan.

Hasil laut yang dibekukan

Hasil laut yang dibekukan (Frozen)

Menurut Bapak Winanda Prima, direktur KML Food, Tuban salah satu wilayah  dengan sumber potensi laut terbesar. Diikuti Madura,  wilayah Pantura dan ke sepanjang Jawa. Mereka mendapatkan sumber laut juga sampai ke Papua. Tahun 1999, mereka memulai memfokuskan hasil laut ikan Kerapu untuk diekspor, pengolahan ikan, dan semua produk yang dibekukan. Tahun 2003, mulai menambah produk tambahan (product value added) dan fokus pada pemberdayaan nelayan pantai Sumatera, pantai utara Jawa – Madura, pantai selatan Kalimantan, dan pantai timur Sulawesi. Tahun 2013, KML Food merambah produk snack food dengan memproduksi 2 ton produk per harinya. Di tahun 2015, mengembangkan bakso sapi dan fish cake, suatu jenis makanan yang banyak disukai masyarakat.

Ikan Teri Jengky -KML Food

Ikan Teri Jengky -KML Food

“Teri” yang dianggap sebelah mata oleh orang banyak,  justru membuat KML Food berkonsentrasi untuk mengolah hasil laut secara higienis dan menjaga kualitas setara standar kualifikasi internasional. Bersama para nelayan, mereka belajar dan terus berusaha agar kualitas dari hasil laut bisa dinikmati di pasar luar. Jepang adalah salah satu negara yang memiliki standar kualifikasi yang tinggi terhadap produk-produk yang masuk ke dalam negerinya. Dan, KML Food telah berhasil menjadi langganan tetap negara Jepang. Ini menunjukan produk-produk yang diolah memang berkualitas. Bahkan, pengolahan ikan secara tambak, membuat terkejut, karena ikan lele dan bandeng ternyata banyak dipesan oleh pangsa Eropa. Wallmart, supermarket besar di Amerika pun memilih hasil laut dari Indonesia (KML Food) untuk ditawarkan kepada konsumennya. Sayangnya di negeri sendiri, produk-produk KML Food baru ada di Surabaya dan Semarang.

Mencicipi Produk KML Food

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline