Lihat ke Halaman Asli

Aviv VivianDelangga

Universitas indrapasta PGRI

Bukankah perbedaan itu indah???

Diperbarui: 21 April 2023   08:19

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Berbeda tapi tetap satu/tribunnews.com

Lebaran adalah salah satu momen spesial bagi umat Muslim di seluruh dunia. Di Indonesia, dua organisasi Islam terbesar, yaitu Muhammadiyah dan Nahdlatul Ulama (NU), memiliki perbedaan dalam merayakan Lebaran. Meskipun keduanya berdasarkan ajaran Islam, namun mereka memiliki pendekatan yang berbeda dalam menyambut hari raya yang penuh makna ini.

Muhammadiyah dan NU adalah dua organisasi Islam terbesar di Indonesia, dengan sejarah panjang dan pengikut yang cukup besar. Muhammadiyah didirikan pada tahun 1912 oleh Ahmad Dahlan, sementara NU didirikan pada tahun 1926 oleh Hasyim Asy'ari. Keduanya memiliki perbedaan dalam pandangan keagamaan, kebijakan sosial, dan juga praktik ibadah, termasuk dalam merayakan Lebaran.

Pertama, Muhammadiyah dikenal dengan pendekatan yang cenderung lebih sederhana dalam merayakan Lebaran. Biasanya, mereka mengutamakan ibadah salat Id di masjid atau lapangan terbuka, tanpa dilengkapi dengan tradisi tambahan seperti hura-hura atau perayaan yang berlebihan. Selain itu, Muhammadiyah juga menekankan pentingnya mengutamakan zakat fitrah atau sedekah kepada yang membutuhkan sebagai bagian dari kewajiban zakat selama bulan Ramadan. Pada umumnya, suasana Lebaran Muhammadiyah cenderung lebih khidmat dan fokus pada ibadah dan kegiatan sosial yang bermanfaat bagi masyarakat.

Sementara itu, NU memiliki pendekatan yang lebih inklusif dan meriah dalam merayakan Lebaran. Biasanya, mereka mengadakan tradisi tambahan seperti takbir keliling, syawalan, atau berziarah ke makam leluhur. Tradisi ini dianggap sebagai bentuk kecintaan kepada tradisi leluhur dan juga sebagai ajang silaturahmi dan kebersamaan antar sesama umat Muslim. Selain itu, NU juga dikenal dengan tradisi makanan khas Lebaran seperti ketupat, opor ayam, rendang, dan berbagai kue kering yang dihidangkan sebagai hidangan spesial dalam acara silaturahmi dengan keluarga, tetangga, dan sahabat.

Selain perbedaan dalam tradisi dan kegiatan tambahan, Muhammadiyah dan NU juga memiliki perbedaan dalam hal pandangan teologis. Muhammadiyah cenderung memiliki pendekatan yang lebih literal dan kritis dalam menginterpretasikan ajaran Islam, sementara NU cenderung lebih inklusif dan menggabungkan aspek lokal dalam interpretasi agama. Hal ini mempengaruhi juga dalam cara mereka merayakan Lebaran, di mana Muhammadiyah cenderung lebih fokus pada aspek ibadah, sedangkan NU juga menggali nilai-nilai lokal dalam tradisi Lebaran.

Meskipun ada perbedaan antara Muhammadiyah dan NU dalam merayakan Lebaran, penting untuk diingat bahwa keduanya memiliki tujuan yang sama, yaitu untuk merayakan hari raya sebagai momen suka cita dan kebersamaan umat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline