Lihat ke Halaman Asli

Pendapatan Nasional dalam Perspektif Ekonomi Islam

Diperbarui: 18 Maret 2024   17:04

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Dalam teori ekonomi makro, salah satu tolak ukur yang sangat penting adalah pendapatan nasional. Pendapatan nasional atau produksi nasional adalah angka statistik yang dinyatakan dalam satuan mata uang yang menunjukkan nilai akhir seluruh kegiatan ekonomi negara selama satu tahun.

Pendapatan nasional dapat didefinisikan sebagai jumlah total pendapatan yang diterima oleh masyarakat suatu negara dalam satu tahun atau jumlah total barang dan jasa yang dihasilkan oleh suatu negara dalam jangka waktu tertentu. Karena pendapatan nasional merupakan salah satu tolak ukur keberhasilan perekonomian sebuah negara, pendapatan nasional memiliki peran yang sangat penting. Tingkat kemakmuran suatu negara dapat dilihat dari pendapatan nasionalnya. Semakin tinggi pendapatan nasionalnya, maka semakin baik kesejahteraan rakyatnya.

Satu hal yang membedakan sistem ekonomi Islam dengan sistem ekonomi lainnya adalah penggunaan parameter falah. Falah adalah keadaan kesejahteraan yang hakiki, yang melibatkan komponen-komponen rohaniah. Dalam Islam, "Al-Falah" mengacu pada gagasan Islam tentang manusia. Oleh karena itu, seluruh kegiatan duniawi termasuk dalam aspek ekonomi memiliki tujuan yang lebih luas daripada sekadar memenuhi tuntutan fisik jasadiyah. Selain memenuhi kebutuhan tubuh, kegiatan ekonomi juga berperan dalam memenuhi kebutuhan rohani dimana roh merupakan esensi manusia.

Terdapat empat hal yang dapat diukur dengan pendekatan pendapatan nasional berdasarkan ekonomi Islam:

1. Pendapatan Individu (Per Kapita) : Ini mengacu pada pendapatan rata-rata setiap individu dalam masyarakat. Pengukuran ini memperhitungkan pendapatan dari berbagai sumber, termasuk gaji, usaha, dan transfer sosial. Dengan memperhatikan pendapatan per kapita, kita dapat memahami sejauh mana masyarakat dapat memenuhi kebutuhan dasar mereka.

2. Ketidaksetaraan Pendapatan : Mengukur ketidaksetaraan dalam distribusi pendapatan adalah penting. Ekonomi Islam menekankan keadilan sosial dan mengurangi kesenjangan antara kaya dan miskin. Dengan memahami ketidaksetaraan pendapatan, kita dapat mengambil langkah-langkah untuk mengurangi kesenjangan dan memastikan distribusi yang lebih adil.

3. Pengeluaran Publik : Pengeluaran pemerintah dan lembaga publik lainnya memainkan peran penting dalam kesejahteraan masyarakat. Ini termasuk pengeluaran untuk pendidikan, kesehatan, infrastruktur, dan layanan sosial. Mengukur pengeluaran publik membantu kita memahami sejauh mana negara berinvestasi dalam kesejahteraan rakyat.

4. Indeks Pembangunan Manusia (IPM) : IPM menggabungkan indikator seperti harapan hidup, pendidikan, dan pendapatan. Ini memberikan gambaran holistik tentang kesejahteraan masyarakat. Dalam konteks ekonomi Islam, IPM dapat diperluas untuk mencakup nilai-nilai moral dan spiritual.

Dari  keempat hal inilah yang membantu kita melihat lebih jernih dan tidak bias dalam mengevaluasi tingkat kesejahteraan masyarakat berdasarkan pendekatan ekonomi Islam.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline