Lihat ke Halaman Asli

Deky B

Guru

Siswa SMA Peduli Lingkungan Berhasil Menciptakan Sabun Piring dari Limbah Ramah Lingkungan, Jihandra Lecy, XII-5

Diperbarui: 25 Oktober 2024   07:28

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Siswa SMA Peduli Lingkungan Berhasil Menciptakan Sabun Cuci Piring
yang Ramah Lingkungan
Jihandra Lecy (Bindo 3)

Di tengah kesibukan sebagai siswa SMA, Varo (nama samaran) berhasil mencuri perhatian remaja seusianya dengan menciptakan inovasi sabun cuci piring dari minyak jelantah, limbah rumah tangga yang sering dianggap sepele. Ide ini muncul dari
kepekaannya terhadap lingkungan sekitar, terutama melihat banyaknya limbah domestik yang tidak dimanfaatkan. Dengan tekad kuat, Varo berjuang untuk menemukan formula sabun yang aman dan efektif, meski harus berkali-kali melakukan percobaan.

Perjalanan inovatif Varo dimulai di dapur rumahnya di Jakarta Utara, tempat sang ibu bekerja sebagai jasa boga rumahan. Setiap hari, Varo melihat limbah minyak jelantah yang menumpuk dan sering kali dibuang begitu saja, berpotensi mencemari lingkungan.
Berbekal pengetahuan dari sekolah, Varo merasa terpanggil untuk mengubah limbah ini menjadi sesuatu yang bermanfaat. Dengan dukungan guru dan teman-temannya, ia mulai meriset cara mengolah minyak jelantah menjadi sabun cuci piring.

Namun, perjalanan Varo tidak selalu mulus. Untuk menemukan formula sabun yang tidak menimbulkan iritasi, ia harus bekerja keras selama lima bulan. Setiap hari setelah pulang sekolah, ia meluangkan 3-4 jam di laboratorium kimia untuk menyempurnakan
formulanya. Berbagai rintangan ia hadapi, mulai dari alat laboratorium yang kurang memadai hingga berkali-kali percobaannya gagal. Tak jarang, Varo harus merogoh kocek sendiri untuk membeli bahan-bahan tambahan demi keberhasilan penelitiannya.
"Membutuhkan waktu sekitar 5 bulan untuk saya bisa membuat sabun cuci piring itu agar tidak membuat iritasi dan gatal saat dipakai" ucapnya.

Di tengah kesulitan itu, rasa ingin menyerah sempat menghampiri. Namun, semangat pantang menyerah terus membara. Akhirnya, setelah menghabiskan banyak sekali minyak jelantah dan tak terhitung berapa kali percobaan yang ia lakukan, Varo berhasil
menemukan formula yang tepat. Inovasi sabun cuci piringnya ini tak hanya ramah lingkungan, tetapi juga aman digunakan tanpa menimbulkan iritasi.

Keberhasilan Varo tidak hanya berhenti di laboratorium. Sabun cuci piring dari minyak jelantah ciptaannya berhasil meraih juara ketiga dalam lomba penelitian tingkat provinsi, membanggakan dirinya dan juga sekolahnya. Karya Varo ini bukan hanya
mencerminkan kepeduliannya terhadap lingkungan, tetapi juga membuktikan bahwa limbah, jika dikelola dengan tepat, bisa menjadi sumber peluang bisnis yang menjanjikan.

Di tengah kesibukannya sebagai pelajar dengan berbagai tugas dan tanggung jawab, Varo mampu menyisihkan waktunya untuk menciptakan sabun cuci piring yang ramah lingkungan. Berkat kepeduliannya juga terhadap lingkungan, ia berhasil mengubah
minyak jelantah, yang awalnya hanya limbah tak bernilai, menjadi sebuah peluang bisnis yang menjanjikan. Kerja keras dan dedikasi yang ia berikan akhirnya membuahkan hasil, terbukti dengan raihan piala dalam perlombaan penelitian tingkat
Provinsi Jakarta.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline