Lihat ke Halaman Asli

Pluralisme dalam Semangkok Somay

Diperbarui: 25 Juni 2015   23:20

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sambil menikmati seporsi somay buatan pak Bayu di kantin atas Universitas Paramadina saya sedikit berpikir. Somay buatan pak Bayu memang terkenal enak plus harganya yang merakyat. Tulisan ini bukan untuk promosi atau membahas somay pak bayu, tapi tulisan ini akan memaparkan pelajaran menarik dari seporsi somay.

Seorang kawan pernah menyatakan melalui Twitter seperti ini “Pluralisme itu bagai seporsi somay”, saya ikut mengamini. Dalam satu porsi somay anda akan menemukan komposisi dari berbagai jenis makan, seperti somay pak Bayu yang isinya seperti somay, tahu coklat, telur, tahu putih, pare, kol, dan tak lupa disiram dengan bumbu kacang. Keberagaman seperti ini yang justru membuat seporsi somay menjadi menarik dan nikmat.

Keberagaman itu menarik dan nikmat, begitulah kira-kira pelajaran dari seporsi somay. Indonesia menjadi menarik ketika trio-Papua mengisi barisan depan Timnas Sepakbola U-23 yang bertanding di SEA-Games kemarin. Indonesia menjadi cantik jika kita sadar perbedaan budaya dari Sabang sampai Merauke merupakan anugerah dari Tuhan Yang Maha Esa yang patut dilestarikan dan dijunjung-tinggi. Saya sangat bersyukur pada Tuhan bisa hidup di tanah Ibu Pertiwi tatkala hari raya Idul Fitri kawan saya yang beragama Kristen mengucapkan “selama hari raya Idul Fitri”, dan saya pun tak lupa mengucapkan “Selamat Natal” pada kawan saya di hari Natal. Semua menjadi indah jika dibalut rasa saling menghargai dalam menerima keberagaman.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline