Lihat ke Halaman Asli

DK Putra

Katalis

Sebelum Rindu Dikenakan Cukai

Diperbarui: 7 Januari 2021   03:45

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

(sumber gambar: pixabay.com | GERD ALTMANN)

Dari balik jendela, melempar pandang, lengang terhampar.
Secangkir kopi hangat, melarutkan malam dan engkau.
Kental, dengan aroma nan aduhai. Kalau sudah begini,
jarak tempuh dari kantuk ke tidur, terasa begitu jauh. 

Sementara itu, tik-tok jam dinding antik di ruang tamu
masih terdengar parau, sebab belum juga sembuh
dari flu yang berkepanjangan. 

Laun, sepi meninggi, melambungkan isi kepala.
Lantas, kupetik sepercik api dari matamu.
Lalu kusulut sebatang rindu.
Lagi, lagi, dan lagi. 

Maklumlah, namanya juga candu.
Terlebih, karena rindu bebas dari cukai,
maka dengan bahagia, kuhisap sepuas-puasnya.

7 Januari 2021

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline