Lihat ke Halaman Asli

Pesta Ternoda (1)

Diperbarui: 20 Juni 2015   05:17

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Kau bilang santun-santun orang timur dan kau menjadi bagiannya.
Kau bilang hormat-menghormati, harga-menghargai nilai yang kau jiwai.
Kau bilang pula kita ber-bhinneka tunggal ika dan tetap satu-sehati.
Katakan segalanya nilai apa pun yang telah kau terima dan kau yakini.

Tapi kini, pagi kembali antarkan kita kepada pertemuan tanpa jabat tangan.
Tapi kini, ruang bersama lagi, lagi, dan lagi kalian cemari sesuka hati.
Tidakkah, siapapun kau, punya kata-kata yang mengucur dari sanubari?
Tidakkah kau ingin udara ini terbebas dari kentut yang kau sendiri tak sudi?

Ada banyak cara dan carilah itu yang tak harus membuat pagi terbakar
Ada banyak kata sampaikan pesanmu yang bukan ejekan kepada tetangga

Dalam ruang bersama tidak setiap orang harus berdiri di belakangmu
sebab kau siapa memangnya bagi lainnya?
Dalam ruang bersama tidak setiap kentut baumu harus dihirup lainnya
sebab kau siapa memangnya bersikap-berbuat suka-suka?

Kawan, kita sebangsa sekalipun mungkin tidak seiman
Kawan, kita sesaudara sekalipun pasti kita berbeda

Jika kau memang yakin, yakinilah apa pun keyakinan politikmu
Jika kau memang cinta, tandai cintaimu bukan dengan melukai sodaramu

Mari duduk kita semeja dan pastikan bahwa masih kita bersaudara.

Pagi, 30 Mei 2014

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline