Lihat ke Halaman Asli

Ikwan Setiawan

TERVERIFIKASI

Kelahiran Lamongan, 26 Juni 1978. Saat ini aktif melakukan penelitian dan pendampingan seni budaya selain mengajar di Fakultas Ilmu Budaya Universitas Jember

Geopark Ijen dan Pariwisata Berkelanjutan: Sebuah Tantangan

Diperbarui: 11 September 2023   05:54

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

 Kawah Ijen, Banyuwangi, Jawa Timur. (Dok. Shutterstock/Mumemories via Kompas.com)

Ditetapkannya kawasan Ijen sebagai Geopark Global UNESCO mendorong lahirnya bermacam upaya strategis dan taktis yang dilakukan oleh Pemerintah Republik Indonesia, Pemerintah Provinsi Jawa Timur, Pemerintah Kabupaten Bondowoso, Pemerintah Kabupaten Banyuwangi, dan pihak-pihak terkai lainnya. 

Usaha tersebut meliputi aspek kebijakan dari pusat hingga daerah untuk menyiapkan legalitas dan program-program terpadu yang berkaitan dengan pernik-pernik yang dibutuhkan untuk Geopark Ijen. 

Kalau kita memperhatikan definisi geopark sebagai wilayah geografis tunggal dan terpadu di mana situs dan lanskap dengan signifikansi geologi internasional dikelola dengan konsep holistik terkait perlindungan, pendidikan, dan pembangunan berkelanjutan, menjadi wajar kalau pemerintah dari pusat hingga daerah melakukan persiapan serius karena kompleksnya persyaratan yang harus dipenuhi.

Dalam kalkulasi strategis, dampak signifikan ditetapkannya Ijen sebagai Geopark UNESCO adalah peningkatan kunjungan wisatawan internasional dan nasional. Semakin banyaknya wisatawan yang berkunjung, kemungkinan semakin besar pula keuntungan yang bisa didapatkan warga di kawasan Ijen, pemerintah, dan swasta. 

Potensi meningkatnya kunjungan wisatawan di kawasan Ijen tentu harus diantisipasi secara komprehensif oleh Pemerintah Provinsi Jawa Timur, Pemerintah Kabupaten Bondowoso, dan Pemerintah Kabupaten Banyuwangi. Bukan hanya berkaitan dengan penataan destinasi, tetapi juga penyiapan fasilitas, akses, sumberdaya manusia, promosi, dan hal-hal lain dibutuhkan. 

Selain itu, apa yang perlu diantisipasi adalah kemungkinan pembangunan yang dilaksanakan di kawasan Ijen. Kalau tidak direncanakan secara matang dengan menimbang faktor lingungan, manusia/masyarakat, dan budaya, pembangunan kawasan wisata hanya akan menghadirkan ekspolitasi yang merugikan. 

Menimbang Pariwisata Berkelanjutan

Pembangunan pariwisata yang mengedepankan praktik eksploitasi kawasan tanpa memperhatikan kelestarian lingkungan, masyarakat, dan budaya, bisa menyebabkan banyak permasalahan akut. 

Oleh karena itu, seiring dengan semakin berkembangnya konsep dan praktik pembangunan berkelanjutan (sustainable development) yang keterjaminan kehidupan untuk generasi mendatang, banyak negara mengadopsinya dalam mengembangkan kepariwisataan. 

Konsep pembangunan berkelanjutan memiliki prinsip-prinsip penting, seperti: (a) menerapkan pendekatan holistik dalam hal perencanaan dan strategi; (b) melindungi lingkungan hidup/keragaman hayati dan bangunan buatan manusia; (c) melestarikan proses ekologis esensial; (d) memfasilitasi dan melibatkan partisipasi masyarakat; (e) memastikan bahwa produktivitas bisa berlangsung dalam jangka panjang; dan, (f) mengusahakan tingkat keadilan dan kesempatan yang lebih baik di antara negara-negara di dunia (Cooper et al, 2008).

Pariwisata berkelanjutan merupakan praktik pariwisata yang mengutamakan pengelolaan secara bijak semua sumberdaya kepariwisataan sehingga bisa memenuhi kebutuhan wisatawan dan memberikan keuntungan kepada masyarakat serta tetap memperhatikan peluang bagi kehidupan generasi penerus. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline