Permasalahan lingkungan yang cukup memprihatinkan di tingkat nasional dan global tidak hanya mengundang keprihatinan para pakar ekologi, biologi, dan pertanian. Para linguis juga merespons bermacam masalah lingkungan dalam kajian mereka. Mereka mengembangkan disiplin baru yang berasal dari dua disiplin, ekologi dan linguistik, ekolinguistik.
Untuk mengantarkan ke dunia ekolinguistik, dalam tulisan ini saya akan sedikit me-review karya akademik Arran Stibbe yang berjudul Ecolinguistics: Language, Ecology, and the Stories We Live By (2015) dan "An Ecolinguistic Approach to Critical Discourse Studies" (2014) dalam jurnal Critical Discourse Studies, Vol. 11, No. 1, hal. 117-128.
Semua paparan teoretis dalam tulisan ini berasal dari dua sumber utama tersebut. Apa yang perlu diingat, perspektif yang ditawarkan Stibbe hanyalah salah satu dari banyak perspektif ekolinguistik yang berkembang di ranah akademis.
Ekolinguistik: Bertemunya Ekologi dan Linguistik
Bagaimana ekologi dan linguistik bisa dirajut dalam ekolinguistik? Keterkaitan antara ekologi dan linguistik berangkat dari pemahaman bahwa cara manusia memperlakukan manusia dan makhluk hidup lain serta alam dipengaruhi oleh pemikiran, konsep, ide, ideologi, dan pandangan dunia yang dibentuk melalui praktik berbahasa. Keterkaitan tersebut bersifat dinamis.
Melalui bahasa, misalnya, sistem ekonomi kapitalisme dituliskan dan disebarluaskan sehingga memengaruhi nalar dan tindakan manusia modern, seperti penaklukan dan eksploitasi lingkungan alam untuk menumpuk keuntungan sebesar-besarnya melalui pertambangan dan perkebunan, sehingga menyebabkan penderitaan bagi makhluk hidup yang hidup di dalamnya.
Melalui bahasa sistem tersebut dilawan untuk menciptakan bentuk ekonomi baru yang lebih ramah lingkungan. Melalui bahasa konsumerisme dikonstruksi dan melalui bahasa konsumerisme dilawan dan orang terinspirasi untuk hidup secukupnya.
Melalui bahasa, alam direduksi menjadi objek atau sumber daya yang harus ditaklukkan. Melalui bahasa pula, manusia dapat didorong untuk menghormati dan merawat ekosistem yang mendukung kehidupan.
Linguistik menyediakan piranti untuk menganalisis teks dan ekspresi yang hadir dalam kehidupan sehari-hari dan membentuk jenis masyarakat yang kita miliki. Alat-alat ini dapat membantu mengungkap cerita-cerita tersembunyi yang ada di antara baris-baris teks.