Lihat ke Halaman Asli

Ikwan Setiawan

TERVERIFIKASI

Kelahiran Lamongan, 26 Juni 1978. Saat ini aktif melakukan penelitian dan pendampingan seni budaya selain mengajar di Fakultas Ilmu Budaya Universitas Jember

Ngabuburit ke Tempat Bersejarah, Sebuah Alternatif

Diperbarui: 26 Maret 2023   23:10

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Candi Deres dari depan. Dokumentasi penulis

Puasa hari pertama, putra kedua saya yang duduk di bangku kelas 3 SD, mengajak ngabuburit, menunggu waktu berbuka. Kalau pada puasa tahun kemarin saya mengajaknya berkeliling di kawasan dekat kota Jember, puasa hari pertama tahun ini saya mengajaknya mengunjungi sebuah situs peninggalan sejarah di kawasan selatan Jember yang tidak jauh dari tempat tinggal nenek-kakeknya.

Kami memilih ngabuburit di situs Candi Deres yang terletak di Desa Purwosari, Kecamatan Gumukmas, Jember. 

Candi Deres merupakan candi peninggalan zaman Majapahit ketika dipimpin oleh Raja Hayam Wuruk. Meskipun candi ini sudah rusak parah, tetapi tumpukan batu bata merah besar khas Majapahit masih lumayan banyak.  

Di tengah-tengah mengamati reruntuhan candi itulah saya menjelaskan kepada anak dan istri sejarah singkat Candi Deres. 

Menurut beberapa informasi, candi ini dibangun ketika Hayam Wuruk melakukan tirtayantra, perjalanan panjang ke arah Jawa bagian timur. Salah satu rute yang disinggahi adalah kawasan selatan Jember. 

Mengenal Candi Deres

Menurut Hadi (2019), candi yang terletak di sebuah bukit kecil ini dicatat dalam Notulen van de Algemeene en Directievergaderingen van  Het Bataviaasch Genootschap van Kunsten and Wetenschappen (1900). Dalam laporan tersebut, Candi Deres juga disebut Tjandi Retja (Candi Reco). Mengapa disebut demikian? 

Candi Deres alias Tjandi Retja pada tahun 1904. Sumber: Online Collection Leiden University Libraries

Menurut laporan  N. J. Krom dalam bukunya Inleiding Tot De Hindoe -- Javaansche Kunst (1920), di kawasan candi ini terdapat reco (patung) Durga bersenjata empat dan beberapa patung lainnya. Patung Durga dikirim ke museum di Batavia (sekarang menjadi koleksi dari Museum Nasional Jakarta). 

Sementara, beberapa patung lain dan relief candi di impan di Gudang Penyimpanan Benda Cagar Budaya Kabupaten Jember yang terletak lokasi Kantor Pendidikan Nasional (Diknas) Jember.  

Berdasarkan foto yang dibuat sekira tahun 1904, kondisi candi masih relatif utuh, berdiri. Sayangnya, kondisinya saat ini sudah rusak parah. Setidaknya ada beberapa faktor yang menyebabkan kerusakan tersebut. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline