Pengantar
Sejak era 1970-an, neoliberalisme menghasilkan kebijakan di tingkat nasional maupun internasional yang ditandai dengan privatisasi, komodifikasi, perdagangan bebas, dan deregulasi.
Sistem ekonomi berbasis pasar ini meningkatkan kesenjangan antara si kaya dan si miskin dengan mendistribusikan kembali kekayaan kepada individu yang paling berkuasa dan kaya dan kelompok, Darwinisme ekonomi.
Dalam bidang pendidikan, kebijakan neoliberal mendorong bentuk pedagogi publik yang mengistimewakan kewirausahaan sambil mendorong sistem nilai yang mempromosikan kompeteisi dan kepentingan pribadi.
Neoliberalisme tidak hanya berpengaruh dalam membentuk kehidupan sosial di Amerika Serikat (AS), tetapi juga menjadi fenomena global “yang mengarahkan praktik dan prinsip ekonomi kedalam mekanisme IMF, World Bank, dan World Trade Organization, lembaga internasional yang sangat menentukan kebijakan ekonomi negara berkembang dan aturan perdagangan internasional.
Henry A. Giroux, salah satu intelektual AS yang banyak mengkaji masalah pedagogi dan budaya secara jeli mengkritisi dampak penerapan neoliberalisme dalam tata kelola pemerintah AS terhadap pendidikan tinggi.
Dalam bukunya, Neoliberalism’s Wars on Higher Education (2014), secara komprehensif mengkritisi bagaimana kebijakan ekonomi-politik pasar pemerintah AS berdampak bukan hanya kepada semakin kuatnya otoritas pemodal dan berkurangnya kepedulian terhadap bermacam masalah sosial, tetapi juga kepada kebijakan perguruan tinggi yang mendukung kebebasan dan kompetisi pasar.
Perguruan tinggi menjadi penyedia kebutuhan korporasi, alih-alih mengembangkan pengetahuan-pengetahuan kritis dan melakukan keterlibatan dalam isu-isu sosial dalam masyarakat.
Tulisan ini merupakan review pertama dari buku tersebut. Pada beberapa bagian awal, saya akan memfokukaskan bagaimana retorika kebebasan neoliberalisme dalam aktivitas pedagogi sejatinya menyimpan banyak masalah yang berdampak serius terhadap warga masyarakat serta pertumbuhan wacana bersama yang membenarkan logika pasar.