Rumus itu belum berubah: Rusia biang masalah dan Ukraina tak pernah salah. Bahkan ketika dua warga Polandia tewas akibat hantaman rudal yang kemungkinan besar berasal dari rudal pertahanan Ukraina, NATO dan para pemimpin Barat serta media pendukungnya tetap mengarahkan bermacam tuduhan kepada Rusia.
Kita bisa membayangkan, bagaimana kalau benar-benar Rusia yang meluncurkan rudal tersebut. Tentu, tuduhan dan umpatan keji akan mengalir deras kepada Putin dan militer Rusia sebagai pihak-pihak yang sejak awal sudah diposisikan sebagai biang kerok terjadinya perang.
Jens Stoltenberg, Sekretaris Jenderal NATO, mengatakan, "Biar saya perjelas: ini bukan kesalahan Ukraina. Rusialah yang paling bertanggung jawab karena mereka melanjutkan perang ilegal melawan Ukraina."
Dengan nada yang lebih hati-hati, Andrzej Duda, Presiden Polandia, mengatakan: "Saat ini kami tidak memiliki bukti bahwa itu adalah roket yang diluncurkan oleh pasukan Rusia. Namun, ada banyak indikasi bahwa itu adalah rudal yang digunakan oleh pertahanan antimisil Ukraina" (New York Times).
Masih Kuatnya Rusofobia
Logika yang dikembangkan Stoltenberg menempatkan Ukraina sebagai pihak yang terpaksa meluncurkan rudal karena ancaman serius dari rudal-rudal Rusia.
Artinya, Rusia harus dipersalahkan atas kesalahan fatal yang dilakukan Ukraina. Lagi-lagi, wacana formulaik yang terlalu menyederhanakan persoalan dikonstruksi dengan selalu menyalahkan Rusia.
Tentu bukan sesuatu mengejutkan. Ia merupakan representasi dari lembaga pakta pertahanan yang didirikan karena ketakutan akan ancaman Uni Soviet sebelum bubar.
Bagaimanapun juga Rusia adalah 'titisan' Uni Soviet yang masih membuat takut negara-negara anggota NATO. Apalagi ia tahu keinginan Ukraina bergabung dengan NATO merupakan alasan utama Rusia menyerang negara tersebut.
Tidak kalah sengitnya, Duta Besar AS untuk PBB, Linda Thomas-Greenfield, mengatakan: "Meskipun kami masih belum mengetahui semua faktanya, kami tahu satu hal - tragedi ini tidak akan pernah terjadi kecuali invasi Rusia yang tidak perlu ke Ukraina dan serangan misilnya baru-baru ini terhadap infrastruktur sipil Ukraina. Ukraina memiliki hak untuk membela diri terhadap serangan ini" (BBC).