MENUJU PEDALAMAN TIMUR JAWA
Adalah ambisi besar untuk meniru keberhasilan pabrik gula di Kuba yang mendorong Handels Vereeniging Amsterdam (HVA) membangun kompleks pabrik gula modern di pedalaman Jatiroro, Lumajang, Jawa Timur, pada awal abad ke-20.
PG Jatiroto sekira tahun 1925. Dokumentasi Wikimedia Commons.
Menurut catatan Knight (2013), keberhasilan pabrik gula di Kuba dalam membuka kawasan pertanian untuk industri yang jauh dari pemukiman penduduk menarik perhatian HVA untuk melakukan hal yang sama di ujung timur Jawa.
Depo lokomotif di PG Jatiroto sekira tahun 1915. Dokumentasi Wikimedia Commons
Rumah Administratur PG Gunungsari tahun 1927. Dokumentasi Wikimedia Commons
Menjauh dari pemukiman penduduk berarti membangun pemukiman baru yang tidak harus beradaptasi atau memerhatikan kepentingan warga yang sudah bermukim lama. Selain itu model tersebut bisa disesuaikan dengan kebutuhan perusahaan gula, baik dalam hal tata kelola industrial, manajemen staf dan buruh, maupun model pertaniannya agar bisa mendapatkan hasil maksimal.
Tempat baterei ketel PG Gunungsari tahun 1927. Dokumentasi Wikimedia Commons
Dengan dukungan dana besar perbankan, HVA mampu menghadirkan peralatan modern untuk memenuhi kebutuhan produksi gula dalam skala massif guna memenuhi kebutuhna pasar internasional. Selain itu, Pabrik Gula (PG) Jatiroto juga dilengkapi sarana kesehatan dan hiburan untuk para administratur, pegawai, dan pekerja pribumi.
PG Gunungsari di era kolonial. Dokumentasi Digital Collections Leiden University Libraries