Teras rumah, bagi banyak orang, bukan sekedar bagian depan rumah yang mudah dilihat orang lain yang sedang lewat.
Teras merupakan bagian rumah yang berfungsi sebagai ruang peralihan; dari bagian luar ke bagian dalam, begitu pula sebaliknya.
Selain itu, teras rumah juga menjadi area di mana sirkulasi udara dan cahaya matahari bisa hadir, menciptakan proses alamiah bagi kesehatan penghuni rumah.
Seiring dengan berkembangnya budaya arsitektur dari waktu ke waktu, teras rumah tidak sekedar menjadi ruang peralihan dan area sirkulasi.
Lebih dari itu, para arsitek mendesain teras rumah yang selain memenuhi kedua fungsi tersebut juga bisa menghadirkan keindahan estetik.
Tidak hanya teras yang berada di bagian depan, para aristek juga berlomba-lomba untuk menciptakan desain untuk teras yang berada di bagian belakang rumah.
Keindahan aristektur teras menjadi bagian penting untuk memberikan makna estetik mendalam yang sekaligus bisa mengalirkan energi positif, sehingga siapapun yang berada di situ, baik penghuni/pemilik rumah maupun tamu, bisa menikmati kenyamanan.
Itulah mengapa saya memberi judul tulisan ini "budaya teras rumah". Budaya merupakan nilai dan tindakan tertentu yang dimaksudkan untuk makna dan tujuan baik dalam kehidupan.
Para arsitek ataupun para desainer eksterior yang mendesain teras rumah sejatinya mengonstruksi makna-makna estetik tertentu yang dilekatkan pada bangunan fungsional.