Lihat ke Halaman Asli

Ikwan Setiawan

TERVERIFIKASI

Kelahiran Lamongan, 26 Juni 1978. Saat ini aktif melakukan penelitian dan pendampingan seni budaya selain mengajar di Fakultas Ilmu Budaya Universitas Jember

Puisi-puisi dari Hutan Jati Lamongan Selatan

Diperbarui: 2 April 2022   04:02

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hutan jati Moronyamplung bersemi setelah meranggas. Dokpri

HUTAN JATI DAN SENYUM DI TERAS RUMAH

Batang dan ranting jati menemaniku kembali lagi, menghayati senyum ikhlas di teras rumah. Daun-daun jatuh tanpa lelah mengantarkan hidup, demi kisah yang tak ada habis-habisnya.

Masih saja aku anak kecil yang selalu merindu, dongeng sederhana dalam sedapnya dapur. Gemulai jalan ini, menelusuri relung terdalam, sebuah janji kecil untuk selalu pulang. 

Belailah rambutku, semesta mengalirkan restu. Segala resah luruh menjumput maaf tanpa keluh. 

Sejarah menguntai cinta, kasih sayang dalam kerutan wajah. Tak pernah membuka lelah, hanya doa mengalun indah. Di sini, di depan pintu kayu jati, kita berbincang hati ke hati. Biarkan, biarkan batinku membaca, segala kisah sebuah cermin jiwa. 

Peluklah....aku. 

Lamongan, 13 April 2021

Hutan jati Moronyamplung meranggas. Dokpri.

MENJEMPUT HUJAN

Senyap itu menghantarkan banyak suara di antara tumpukan daun jati. Ada yang bertutur badai besar akan meruntuhkan ranting dan dahan. Ada yang berkoar topan akan menumbangkan batang, sedang akar masih setia menyokong perjuangan menghidupkan hidup. Ada yang berdendang merayu dalam segala puji. Ada pula yang berteriak pancaroba harus segera diakhiri.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline