Lihat ke Halaman Asli

Ikwan Setiawan

TERVERIFIKASI

Kelahiran Lamongan, 26 Juni 1978. Saat ini aktif melakukan penelitian dan pendampingan seni budaya selain mengajar di Fakultas Ilmu Budaya Universitas Jember

Percumbuan di Tepi Benua

Diperbarui: 1 April 2022   05:57

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokpri

Pada percumbuan di tepi benua, harapan-harapan dilangitkan bersama air yang menjelma awan bagi kehidupan. Pada pasir putih yang mencatat perjalanan panjang, orang-orang menakar rindu begitu purba kepada narasi gelombang selalu merekam kesetiaan. 

Pada percumbuan di tepi benua, kidung-kidung dikirimkan untuk ketepatan hati yang selalu memeluk doa dan perjuangan demi senyum yang menanti di pintu rumah. Ketakutan demi ketakutan menepi dalam sabda buih yang merajut jalan kepada bibir pantai. 

Dokpri

Namun, ada orang-orang rakus yang berpura-pura mengabarkan bahagia, bersama deru mesin yang siap mengeruk tanah demi tanah benua. Dalam jamuan-jamuan senja, persengkokolan mengalun bersama keindahan menjemput petang yang hendak dimusnahkan atas nama kesejahteraan yang menipu. 

Dokpri

Pada percumbuan di tepi benua, kita lautkan senandung doa kepada semua yang merawat kehidupan demi anak-anak yang ingin terus bermain bersama beningnya air samudra.

Dokpri

Lalu, biarkan keadilan semesta terus bergerak dalam tiupan lembut Sang Penghidup menjemput mereka yang mengancam lembutnya pasir dan mengeruk sejengkal demi sejengkal tanah benua. 

Pantai Tanjung Papuma Jember, 27 Maret 2022





BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline