MENJADI MODERN
Menjadi modern, dalam makna filosofis, merupakan sebuah proses di mana masyarakat tradisional yang masih mempercayai takhayul dan kuasa dogma religi berubah menjadi masyarakat yang mengedepankan rasionalitas sehingga mereka bisa menemukan capaian-capaian ideal dalam hidup.
Modernitas merupakan temuan terbesar Eropa yang kemudian menjadi rezim kebenaran di seluruh dunia, terutama setelah proses panjang kolonialisme.
Fondasi filosofis dari pikiran modern adalah dalil "aku berpikir maka aku ada". Paling tidak, terdapat sepuluh elemen Pencerahan berbasis "aku berpikir maka aku ada" yang melahirkan modernitas, yakni: akal dan rasionalitas, empirisme, pengetahuan, universalisme, kemajuan, individualisme, toleransi, kebebasan, kesamaan umat manusia, dan sekulerisme (McGuigan, 1999: 40-41; Venn, 2006: 55-56, 2000: 17-19).
Tujuan dari semua konsep tersebut adalah individualisme yang mengedepankan kebebasan individu yang tidak bisa dikekang oleh otoritas kuasa tradisional dan agama, sehingga ia bisa mengembangkan diri berbasis pengetahuan untuk memperoleh kemajuan dan kesejahteraan. Kemajuan individu menjadikan toleransi bisa berkembang, sehingga memunculkan kesamaan antarmanusia, meskipun sulit terwujud.
Modernitas yang menekankan pentingnya kebebasan dan kedaulatan individual, sehingga akan melahirkan usaha-usaha untuk membebaskan diri dari doktrin agama dan keyakinan, tradisi, dan kekuasaan yang dianggap membelenggu dan menghambat kemajuan.
Meskipun kehadiran modernitas tidak terlepas dari praktik kolonialisme dan kapitalisme, pesona kemajuan bagi semua manusia membuat masyarakat di seluruh belahan dunia menjadikannya orientasi untuk merasakan kemajuan dan kesejahteraan. Pengetahuan tentang modernitas dianggit dan direproduksi terus-menerus dalam praktik pemerintahan, pendidikan, ekonomi-politik, media, dan budaya.
Inilah yang menjadikan modernitas sebagai pengetahuan yang paling berpengaruh dalam kehidupan manusia di belahan bumi manapun. Modernitas merupakan sebuah konsep, kondisi, dan gerakan yang mampu menampung beragam tanda, cita-cita, impian, harapan, permasalahan, pergeseran, perubahan, kekecewaan, penaklukan, dan hal-hal lain yang terkesan sederhana, tetapi sebenarnya ruwet dalam konteks desa.
Menjadi sederhana karena semua orang bisa merasakan diri menjadi modern, baik dalam konteks individual maupun komunal; dari usaha untuk mengenyam pendidikan sampai hasrat berbelanja produk-produk industri budaya. Kunci utama untuk menjadikan manusia dan masyarakat modern adalah "pendidikan".
Pendidikan menjadi penting karena dalam praktiknya bisa mengembangkan dan membebaskan nalar manusia dari kekangan-kekangan tradisi, sehingga mereka bisa memaksimalkan potensi rasional untuk mencapai kesejahteraan hidup.
MENGHADIRKAN DAN MEMPERJUANGKAN PENDIDIKAN MODERN