MENJELANG SENJA DI KALI BEDADUNG
Maka, biarkan mereka berpesta dalam persengkokolan yang dirayakan bersama tembang merdu. Biarkan saja mereka meneruskan pengkhianatan dalam gelimang tepuk tangan. Biarkan saja mereka menghitung angka demi angka dalam kesepakatan indah di bawah meja.
Kita di sini saja, belajar dari bocah-bocah yang mengalirkan gembira bersama panas hendak mencumbu senja. Kita dengarkan cerita-cerita kecil bersama orang-orang biasa yang bersenandung memeluk keikhlasan. Mari kita tuntaskan puji-pujian; tanpa berbelit tanpa senyum culas karena semesta adalah kebenaran yang tak akan bisa dimanipulasi.
Kita di sini saja, di hutan bambu, di tepi kali: belajar dari senja yang begitu baik menjemput malam. Mari kumpulkan energi dengan bahagia untuk doa yang kita titipkan kepada air, angin, dan tanah. Mari kita tuntaskan mantra-mantra sederhana yang akan kita haturkan pada waktu hening menjelang pagi.
Biarkan pengkhianatan menemukan hukumnya sendiri.
Jember, 4 Desember 2019
MENJEMPUT RITUAL
Maka, tak perlu janji membusa karena kesetiaan akan dinilai oleh gerimis yang selalu memberi jalan kepada hujan.
Kita nikmati saja kebahagiaan hari ini dengan kidung yang menggurihkan sukma dengan cerita yang mendinginkan raga dengan senyum yang tak perlu diminta.
Kita di sini saja menikmati angin yang mulai hadir menemani bisik pelan dari istana raja: ada jiwa-jiwa yang menyerahkan hati kepada perselingkuhan para pengabdi.
Kita di sini saja merasakan senja yang mulai bertutur tentang mereka yang merasakan kemenangan dalam rapuhnya senandung malam, sedang, pengkhianatan menemukan hukumnya sendiri.