Aku biasa memanggilnya Pak Sam , dari Samuel.
Aku belum lama mengenalnya, 5 tahun lalu sejak dia pindah dari ibukota ke kampung halaman. Dia membangun sebuah rumah baru , cukup sederhana dengan sisa sisa uang tabungan dan bantuan kedua puterinya.
Pak Sam sebenarnya teman kakekku, maklum umurnya sudah 78 tahun. Setengah umurnya dihabiskan di ibukota. Kakekku sudah uzur , sudah kurang sehat tetapi Pak Sam maasih cukup sehat, beliau kuat berjalan kaki pulang kaki ke pasar yang berjarak hampir 2 kilometer.
Isteri Pak Samuel meninggal dunia ketika melahirkan putri bungsunya . Sejak saat itu Pak Sam menduda .
Setelah isterinya meninggal dunia , anak ke 5 yang masih bayi diurus oleh iparnya dan putri ke 4 diangkat anak oleh ipar yang lain.
Jadi, Pak Sam tinggal bersama ke 3 putra .
Aku kurang jelas apa pekerjaan Pak Sam selama di ibukota , tetapi dari cerita cerita yang kudengar ketika beliau sedang berkumpul dengan teman teman lamanya , beliau jual beli tiket perjalanan , mungkin semacam biro perjalanan dan jasa pengurusan dokumen .
Putera ke 3-nya meninggal dunia pada usia 30 tahun di sebuah diskotik.
Sekarang Pak Sam tinggal bersama putra ke 2 dan ke 1 di rumah di kampung. Kedua puteranya ini tidak bekerja . Kondisi kesehatan keduanya "agak stres" , mungkin akibat PHK dan bercerai .
Untuk biaya hidup sehari hari, Pak Sam mengandalkan bantuan dan kiriman dari kedua puterinya yang tinggal di kota lain . Maklum, walaupun Pak Sam cukup rajin mengusahakan sebidang kebun, berapalah hasil dari sayur mayur dan buah buahan ...........
Beberapa kali aku mengantar beliau ke kuburan keluarga pada tanggal 2 November. Aku juga beberapa kali mengantar beliau ke tempat ibadah ; beliau memang cukup rajin ibadah setiap minggu .