Lihat ke Halaman Asli

Metta Karuna

Wiraswata

Tiko Bukan Tikus Kantor

Diperbarui: 16 Juli 2017   22:14

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

"Orang orang ini benar benar keterlaluan, " sungut   Regar  melempar selembar koran "Hoax Pos"  di atas meja sambil melempar pantatnya ke atas sebuah kursi. 

"Coba pikir,  pejabat sendiri dihina hina ....... koh Liong,   bikin kopi pahit gelas besar, " tambahnya. 

Beberapa langgangan warung kopi "Ting Tong" yang duduk mengeliling meja bundar itu ada yang asyik menyeruput kopinya,  ada yang cuek menikmati tar dan nikotin di sela jari tangannya.

"Apa bos?," sapa Ridha`i sambil mesem mesem. 

"Bang,  pagi pagi sudah kesal,  ingat tensi bang," Thamrin ikut komentar.

Sementara Sumin dan Sing Ah Seng sibuk berbisik bisik entah apa.

Denny menjulurkan lehernya mencoba membaca koran yang dibaca ,"Seorang pejabat negara Antarnusa dimaki maki seorang WN Antarnusa etnis khinankarena masalah antrian".  

Denny melanjutkan membaca berita di bagian agak bawah:" Ketika menumpang sebuah pesawat, seorang pejabat tinggi merasa dihina sekelompok pemuda etnis khinandengan sikap dan kata kata merendahkan". 

"Wah! Apa itu tiko ?" Denny mengernyitkan keningnya . 

"Tiko itu tikus kotor!"  cetus Regar sehabis menyeruput kopinya.

"Koq tikus kotor ?" beberapa orang bergumam . "Bahasa apa pula itu ?" 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline