Lihat ke Halaman Asli

Metta Karuna

Wiraswata

Susahnya Mencari Lawan Ahok dalam Pilkada DKI 2017 - 2022

Diperbarui: 2 Juni 2016   14:36

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

minggu lalu ,   jumlah pendukung calon perorangan Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok yang telah menyerahkan KTP ,  mencapai 900.282  (27 Mei 2016).  

Dengan masa pendaftaran yang direncanakan Agustus 2016,   hampir tidak ada halangan jumlah KTP tersebut akan mencapai jumlah 1 juta.   Walaupun sebenarnya hanya dibutuhkan sekitar 532 ratus ribuan.  

Sementara itu terdengar berita partai partai sedang mencari calon mereka untuk diajukan sebagai bakal calon gubernur DKI 2017 - 2022. 

Berita terbaru dan menarik perhatian adalah partai Gerindra sedang menjajaki 3 calon serius ,  Sandiaga Uno , Syafrie Syamsudin dan Prof.  Yusril Ihza Mahendra.  Calon ini ditawarkan ke partai partai lain dalam sebuah koalisi .  

Coba kita lihat secara ringkas satu per satu bakal calon gubernur DKI ini :

1.  Sandiaga Uno .   Seorang pebisnis kaya raya .  Umur baru 46 tahun.  Tetapi ,  dia sama sekali bukan seorang politisi ,  dia sama sekali tidak pernah berpengalaman sebagai seorang birokrat atau legislatif ;  dengan demikian , itu merupakan salah satu kelemahan yang sangat nyata dibanding ahok ,  seorang praktisi dalam pemerintahan.    Sandiaga Uno hanya akan berbicara "teori teori",  sementara ahok sudah melakukan kerja nyata .   Jika bertemu ahok dalam sebuah perdebatan ,  dia akan "dihabisi"  ahok .  Gerindra sangat menyadari hal tersebut ,  oleh karena itu ,  Sandiaga Uno membutuhkan seorang yang mengerti birokrasi dan sudah pernah menjabat .

2.  Syafrie Syamsudin.  Seorang militer tulen dengan pangkat terakhir 3 bintang .   Umur 44 tahun , dengan 2 bintang dipundak,  dia menduduki jabatan sebagai  Pangdam Jaya.  Jika saja tidak terjadi kerusuhan Mei 1998 ,  bintang 4 akan dengan mudah diraihnya . 

Berkenaan dengan itu pula,   masa lalu beliau akan sedikit menjadi hambatan untuk memenangi perlombaan menuju DKI 1.  Masyarakat Jakarta dengan kesadaran politik paling tinggi di Indonesia dan sebagai masyarakat yang berada paling dekat dengan isu isu politik ,  tidak akan dengan mudah menerima seorang mantan TNI dengan latar belakang kerusuhan dan  dengan dugaan pelanggaran HAM .  

3.  Profesor Yusril ihza Mahendra adalah seorang praktisi hukum yang penuh pengalaman.   Beliau  juga dikenal sebagai orang dekat almarhum presiden Soeharto ,  terutama dikenal sebagai penulis naskah naskah pidato presiden dan terutama beliaulah yang merancang pidato pernyataan "BERHENTI SEBAGAI PRESIDEN REPUBLIK iNDONESIA" .  

Dalam perlombaan menuju DKI ,  ada 2 kekurangan beliau ,  1.  harus mengharapkan dukungan partai partai lain padahal beliau adalah ketua sebuah partai politik .    Lalu ,  apa benar partai partai lain akan dengan senang hati merelakan DKI 1 untuk beliau ?  ,  2.  beliau bagaimanapun juga kan dianggap sebagai orang "lama",   "orang soeharto"  , bahkan "orang esbeye" .   Hal terakhir ini akan menjadi poin negatif sekali bagi masyarakat pemilih yang kritis .

Alhasil,  partai partai sungguh membutuhkan tambahan kekuatan dari PDI Perjuangan ,  dengan calon calonnya ,  Tri Rismaharini,  Ganjar Pranowo atau Djarot Saefulah .   Jika saja PDI Perjuangan ikut dalam koalisi super untuk menghadapi seorang calon independen ,  dengan demikian sekaligus mengurangi kekuatan ahok.  

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline