Handy, aku samarkan saja namanya sebagai Handy ya.
Dia seorang anak muda yang sangat energik, umurnya hampir 30 tahun. SD tidak tamat, orangnya tuanya bercerai , bapak menikah berkali kali. Tetapi , ibunya tidak pernah menikah lagi.
Saudara kandungnya beberapa orang, hampir tercerai berai ketika orang tuanya bercerai.
Tetapi , Handy tegar rupanya. Entah terbuat dari apa hati dan mentalnya, padahal fisiknya nampak rapuh.
Singkat saja , Handy tegar dan mandiri. Pada usia demikian dia sudah membangun rumah (walaupun belum mempunyai mobil .............. penting rupanya). Dia sangat giat mencari duit , sejak pagi hingga malam, maklum , tidak sekolah dan kerja serabutan katanya. Pacar atau berumah tangga ? Belum mampu , jawabnya. Mungkin , maksudnya pekerjaannya belum mantap, belum mapan atau belum menemukan calon yang sesuai di hati ..................
Namun kabarnya , akhir akhir ini Handy rajin mengunjungi seorang lawan jenis . Kabarnya lawan jenis yang dikunjunginya itu masih seorang pelajar SMU. Hm, masih agak abg , gitu.
Handy rajin "ngapel" , hampir setiap hari dan dia hadir paling cepat , soalnya kalau sudah pukul 7 malam, katanya , "banyak saingan". Padahal jarak rumah pacarnya cukup jauh, hampir 1 jam ditempuh dengan sepeda motor.
Ternyata Handy bukan saja gigih dalam mencari duit , dia juga gigih dalam mencari dan mendapatkan seorang pacar atau seorang czlon isteri.
Setelah menikah , Handy tetap bekerja serabutan hingga dia membuka sebuah warung kelontong yang dijaga bersama isterinya.
Hidup Handy dan isterinya cukup normal, sama seperti kebanyakan pasangan suami isteri. Tak pernah terdengar kabar tak sedap atau kabar miring mengenai mereka. Handy dan isterinya , Nilawati cukup sejahtera dengan bentuk rumah di atas rata rata , mobil 2, sepasang anak remaja ( pada waktu cerita ini ditulis). Dengan isteri yang jauh lebih muda , terpaut 13 tahun usia mereka................. apalagi???
Malang tak diraih, untung tak dapat ditolak.