Lihat ke Halaman Asli

Dek Rina

Mahasiswi

Integrasi Fisika dan Al-Qur'an terkait Petir

Diperbarui: 3 Maret 2023   18:21

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

dokpri

Bismillahirrahmanirrahim...

Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh...

Petir merupakan suatu peristiwa di mana cahaya terang terbentuk selama pelepasan listrik di atmosfer saat hujan badai kiranya. Petir terjadi oleh adanya tegangan listrik pada dua titik yang terpisah di atmosfer masih pada satu awan, pada antara awan dan permukaan tanah, ataupun pada dua permukaan tanah yang mencapai tingkat tinggi. Sambaran pertamanya bermuatan - (negatif) mengalir dari awan ke tanah dan oleh sambaran keduanya bermuatan + (positif) di mana terbentuk dari kilat utama yang langsung ke awan. Kedua kilatannya biasa beradu kisaran 50 meter di atas permukaan tanah. 

Energi yang dilepaskan oleh petir pada 1 sambarannya lebih besar daripada yang dihasilkan oleh seluruh pusat pembangkit tenaga listrik di Amerika. Suhu ketika petir terbentuk bisa mencapai 10.000 derajat Celcius sedangkan jika dibandingkan suhu di dalam tanur untuk meleburkan besi bisa mencapai 1.050-1.100 derajat Celcius. Artinya panas yang dicapai oleh sambaran petir yang terkecilnya saja mencapai 10 kali lipat daripada tanur untuk meleburkan besi, sehingga panasnya yang besar ini kiranya mampu membakar atau memusnahkan sesuatu. 

Jika ditinjau dari perbandingan lainnya, suhu permukaan matahari tingginya mencapai 700.000 derajat Celcius artinya sambaran petirnya jika dibandingkan yakni 1/70 dari suhu permukaan matahari. Adapun terkait cahaya dari petir sendiri lebih terang dari 10 juta bola lampu pijar yang dayanya 100 watt. Kilatannya yang turun sungguh cepat yakni mencapai 96.000 km/jam dan berlangsungnya kisaran 1/2 detik. Suara guruh yang membersamainya disebabkan oleh pemanasan mendadak dari udara di sekitar jalurnya, Maa syaa Allah luar biasanya. 

Dalam integrasinya bisa dipahami bahwa di dalam al-Qur'an surah ar-Ra'd yakni guruh, dijelaskan bahwa Allah menghadirkan petir pada manusia salah satunya sebagai harapan ataupun kekhawatiran sehingga dengan petir menyambar maka bersamaan dengan itupula manusia bertasbih memujiNya, takut kepada Allah, dan kiranya memerbanyak syukur padaNya. Adapun dalam QS. an-Nur ayat 43 pun kiranya menggambarkan hal tersebut pada bagian daripada maknanya tercantum kalimat 'kilauan kilat awan itu hampir-hampir menghilangkan penglihatan' ayatnya :

dokpri

Maa syaa Allah sungguh indah ciptaan Allah, tanpa tanding dan ketetapanNya yang pasti, mari bersama merenunginya hingga kiranya tak terlepas diri ini untuk senantiasa memujiNya dan menghanturkan syukur padaNya, Sang Khaliq seluruh alam semesta, semoga tulisannya bermanfaat dan kiranya semakin meningkatkan keimanan dan ketaqwaan padaNya, 'afwan setiap kesalahan, sesungguhnya kesempurnaan hanyalah milik Allah semata, syukran audiensi perhatiannya, Jazakumullah Khairan Katsiran, Wassalamu'alaikum WarahmatullahI Wabarakatuh.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline