Alun-alun kota adalah ruang terbuka publik yang luas dan biasanya terletak dipusat kota. Alun-alun merupakan tempat yang umumnya digunakan manusia untuk berolahraga, bersantai, bermain, pelaksanaan event-event penting di kota tersebut dan interaksi sosial lain yang bermanfaat dan tidak merugikan. Kota Jember sendiri memiliki alun-alun yang luasnya kurang lebih 1 hektare dan letaknya sangat strategis, tepatnya di Jalan PB Sudirman, Kp. Using, Jemberlor, Kecamatan Patrang, Kabupaten Jember, Jawa Timur 6813 Alun-alun ini biasa dikenal dengan sebutan LA oleh mayoritas masyarakat Jember. Bentuknya persegi yang dikelilingi bangunan-bangunan penting seperti kantor bupati, Masjid Jami' Al-Baitul Amin, kantor POS, bank Mandiri, bank Jatim, bank BRI, dan bank BTN. Dengan dikelilingi bangunan penting seperti itu sudah pasti dilintasi banyak kendaraann dan menjadi tempat tongkrongan anak muda.
Alun-alun Jember telah menjadi jantung kota, ia tidak pernah sepi dari kedatangan pengunjung, malam minggu dan minggu pagi merupakan puncak ramainya alun-alun tersebut. Di alun-alun sendiri sering dilaksanakan upacara nasional, perayaan ulang tahun kota dan acara besar lainnya. Selain ongkosnya yang murah, tempat ini dilengkapi pepohonan yang rindang, terdapat taman bermain anak-anak, 2 lapangan basket, 2 lapangan voli, trotoar untuk jogging, wisata kuliner, bahkan terkadang alun-alun menjadi tempat diadakannya pameran dan konser musik. Pedagang kaki lima tertata rapi disana, sehingga nyaman dipandang. Selain itu, pemerintah juga peduli dan teliti akan pembuatan jalur khusus kaum disabilitas di beberapa titik.
Sayangnya, jantung Kota Jember tersebut sedang direnovasi sejak awal Juni 2024 lalu dan ditargetkan rampung selama 5 bulan atau berakhir bulan Oktober ini. Rencana renovasi ini bertujuan untuk menjadikan alun-alun sebagai ruang terbuka hijau (RTH) yang menjadi pusat fungsi sosial. Proyek renovasi alun-alun meraup anggaran kisaran Rp17-26 miliyar. Menurut berita RRI Jember, pemasangan pagar proyek sudah dilaksanakan sejak 6 Juni 2024, dengan dipasangnya pagar tersebut artinya akses ditutup dan masyarakat sementara waktu tidak dapat menggunakan seluruh fasilitas alun-alun Jember. Bahkan, pedagang kaki lima (PKL) yang semula berada di dalam area alun-alun, terpaksa direlokasikan ke Jalan R.A Kartini.
Kepala Dinas Perumahan Rakyat, Kawasan Permukiman, dan Cipta Karya (DPRKPCK) Jember Rahman berharap setelah renovasi, nantinya bisa memberi manfaat lebih bagi masyarakat. Mulai dari sebagai tempat berkumpul semua masyarakat untuk berkegiatan dengan aman dan nyaman, bisa meningkatkan perekonomian dan lainnya. Bapak Rahman memastikan akan ada banyak wajah baru pada alun-alun Jember ini, seperti video tron, air mancur, kamar mandi permanen, kabel-kabel listrik yang ditanam di bawah tanah, letak stand UMKM di titik lebih strategis, jalur jogging lebih luas, taman bermain anak yang ramah difabel, lanskap baru, patung garuda, lapangan basket dan lapangan voli yang dipindah ke barat.
Lalu, bagaimana dengan tanggapan orang-orang tentang renovasi ini? Apakah mereka menyetejui proyek tersebut? Dibalik rencana pemerintah yang memiliki tujuan baik untuk mengembangkan infrastruktur daerah, sebenarnya sempat menimbulkan pro dan kontra akan pelaksanaan renovasi jantung kota Jember ini. Ikatan Alumni Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PC IKA PMII) Ahmad Hadinuddin, Beliau salah satu dari orang yang tidak setuju akan proyek renovasi alun-alun, ia mengatakan bahwa perbaikan alun-alun ini apakah termasuk skala prioritas dan mendesak? Ahmad Hadinuddin menilai bahwa masih banyak infrastruktur Jember yang masih perlu diperhatikan. Terlebih lagi pemerintah rela menggelontorkan anggaran yang begitu besar untuk alun-alun ini. Ahmad Hadinuddin beranggapan, semua program dan pembangunan daerah haruslah sesuai dengan rencana pembangunan jangka menengah daerah (RPJMD). Sesuai dengan RPJMD serta memiliki indikator kinerja utama (IKU) yang jelas. Hadinudin menambahkan, progres renovasi alun-alun Kota Jember harusnya memenuhi kebutuhan masyarakat secara tepat.
"Masyarakat kita ini kan hanya mencari tempat untuk hiburan yang murah meriah dan mudah diakses. Tanpa perlu mengeluarkan biaya besar. Apalagi alun-alun itu konsepnya dulu, bukan untuk taman kota atau estetika tampilan. Dulu itu dibangun untuk jadi aktivitas ekonomi dan kegiatan masyarakat secara umum." jelasnya. menyayangkan ambisi pemerintah. Demi memoles tampilan wajah jantung Kota Tembakau ini, pemerintah rela menggelontorkan anggaran besar.
Berbanding terbalik dengan tanggapan dari Sekretaris Dinas Perumahan Rakyat, Kawasan Permukiman dan Cipta Karya (PRKPCK) Kabupaten Jember, Eko Ferdianto menjelaskan rencana renovasi alun-alun itu sudah final tidak dapat diganggu gugat karena pemenang lelang sudah diputuskan. Menurut Eko, renovasi dilakukan agar wajah alun-alun Jember lebih indah. Sehingga, lebih menarik dengan disesuaikan kondisi yang ada saat ini. Alun-alun Jember juga dipersiapkan untuk menyambut event Jember Fashion Carnaval (JFC) 2024 yang akan digelar pada awal Agustus mendatang. Nyatanya ketika JFC berlangsung pada tanggal 2-4 Agustus lalu, perbaikan alun-alun belum kunjung usai. Padahal JFC di alun-alun telah menjadi tempat pelaksanaan rutin kota Jember tiap tahunnya, tetapi karena ada proyek tersebut jadi kurang enak dipandang.
Beberapa petinggi seperti anggota komisi A DPRD Jember dan Masyarakat Anti Korupsi Indonesia (MAKI) Jatim juga menyoroti renovasi tersebut, jujur saja mereka menyayangkan ambisi pemerintah. Demi memoles tampilan wajah jantung Kota Jember ini, pemerintah rela menghamburkan anggaran besar. Jika melihat sekitar, banyak infrastruktur Jember yang lebih urgent untuk diperbaiki dengan anggaran yang sepadan dengan renovasi itu. Jadi diharapkan Pemkab Jember harus mengkaji ulang dan mendahulukan persoalan lain yang banyak dikeluhkan warga seperti pelayanan publik, jalanan rusak, desa ambruk, dan masih banyak lagi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H