Lihat ke Halaman Asli

Kehilangan, dan Rasa Ikhlas Itu....

Diperbarui: 17 Juni 2015   14:16

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kehilangan, boleh jadi bisa menimpa siapa saja. Dan kapan saja. Namun acapkali kita tidak siap , padahal paling sering kita diingatkan ; "Hati-hati ya, jangan sampai hilang.  Hati- hati jalanan licin.

Namun begitulah, seperti pepatah bijak mengatakan ; manusia itu kerap alpa juga lupa. Sehingga seringkali kelabakan ketika kehilangan itu terjadi. Rasa cemas dan gugup begitu cepat tumbuh. Acapkali melongsorkan kesadaran kita dalam mengambil  sikap.

Tentu saja, ketika keputusan diambil saat panik, keputusan itu bisa miring. Tidak ajeg. Masih untung bisa pas.  Atau cuma mencong sedikit. Yang celaka, jika keputusan itu bertolak belakang atau berbeda seratus delapan puluh derajat.

Kesiapan kehilangan, apapun itu. Boleh jadi, memerlukan latihan, tidak ujug-ujug ada dan mengada. Tidak ada jalan pintas. Tentu saja.

Kehilangan, boleh jadi, ujung-ujungnya berada pada kata ikhlas. Ya, ikhlas. Rido. Tak ada pamrih. Ada yang mengatakan kurang tepat atau pas. Boleh jadi. Tapi barangkali kurang lebihnya, seperti itulah. Mungkin,




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline