Lihat ke Halaman Asli

dehl

broken pieces in paper and paint

Menjemput Ajal Sendiri, Bolehkah?

Diperbarui: 5 Januari 2021   04:51

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Kemaren sengaja kupacu motor yang aku naiki dengan kencang, aku berharap tiba-tiba ada yang menabrakku, lalu meninggal. 

Kadang-kadang juga terlintas dipikiran, ah kenapa tidak aku saja yang terkena corona itu, sekarat lalu meninggal. 

Atau mengurung diri dikamar dan menenggak sebotol racun lalu meninggal. 

Tidak, tidak matinya kurang elegan. 

Bagaimana dengan pilihan gantung diri, hei apa kau punya cukup tali? 

Ah....matinya terlalu kuno.

Jangan, loncat tebing saja, kau hanya perlu pura-pura berwisata sambil melihat-lihat pemandangan sekitar, lalu gelincirkan kakimu dan bawa seluruh tubuhmu mengikuti jurang yang curam, dan meninggal di lembah bersama kenangan. 

Ah andai saja,

Pikiran-pikiran lemah mental, merasuki. 

Ahh...andai saja manusia bisa menjemput ajalnya sendiri. 

Hanya saja sampai hari ini aku masih bernyawa.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline