Tidak sedikit orang mengira bahwa tinggal di Borobudur adalah orang yang sejahtera. Sebagai destinasi wisata prioritas pemerintah, Borobudur dianggap mendatangkan jumlah wisatawan yang banyak dan mampu memutar roda perekonomian masyarakat sekitar. Namun, harapan pemerintah itu hanyalah sebuah harapan. Borobudur memang memiliki magnet tersendiri bagi wisatawan untuk datang, tapi aliran uang itu hanya menggelombang pada satu instansi terkait yaitu PT TWCB.
Sebagai daerah wisata yang popular, ternyata kesejahteraan masyarakat Borobudur bisa dikatakan sangat rendah. Terbukti pada tahun 2018, Kecamatan Borobudur masuk dalam salah satu kecamatan termiskin di Kabupaten Magelang. Apa yang salah?
Sebagai langkah mengatasi kesenjangan tersebut, pemerintah bersama beberapa BUMN pun giat membangun dan menyuarakan gerakan CSR kepada masyarakat Borobudur. Salah satunya adalah pembangunan Balai Ekonomi Desa atau Balkondes. Dibangunlah 20 Balkondes di 20 Desa di Kecamatan Borobudur dengan dukungan dari BUMN-BUMN yang terlibat. Tujuannya adalah menarik wisatawan untuk berlama-lama dan menghabiskan uang mereka di Borobudur agar perputaran ekonomi mensejahterakan rakyat Borobudur.
Bulan berjalan, tahun berganti, pandemi datang membuat segala gerakan pariwisata terhenti, begitupun Balkondes. Balkondes yang sebelum pandemi masih sepi peminat, bertambah menjadi terbengkalai karena pandemi. Strategi-strategi yang direncanakan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat Borobudur pun menjadi kacau karena dampak adanya pandemi. Beberapa bangunan balkondes yang memang belum selesai pengerjaannya mangkrak. Sementara, beberapa Balkondes sepi peminat. Hanya satu dua yang masih bergerak, itupun hanya mengandalkan persewaan bangunannya sebagai lokasi pernikahan seperti Balkondes Desa Tuksongo dan Balkondes Desa Wanurejo.
Hal tersebut mungkin terjadi karena master plan yang tidak sempurna mengenai tujuan keberadaan balkondes, sehingga wisatawan yang berkunjung ke Borobudur pun bingung, kegiatan apa yang bisa dilakukan di Balkondes. Akan lebih baik apabila sejak awal sudah terencana, kegiatan wisata apa yang bisa wisatawan lakukan di masing-masing balkondes. Sehingga tidak menimbulkan kerancuan akan adanya balkondes tersebut.
Sangat disayangkan, bangunan yang dibangun dengan dana yang banyak harus sia-sia tanpa ada pembaruan.
Muhammad Gardha Musulman De Paces.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H