Lihat ke Halaman Asli

Haruskah Mengikuti Trend dengan Menggunakan Instagram ?

Diperbarui: 21 September 2015   10:16

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

 

Semua orang pasti tahu bahwa media sudah banyak yang berubah, dahulu hanya ada media massa sekarang sudah berkembang lagi dengan adanya new media. Hal ini dapat dibuktikan pada tahun 1980an, khalayak mulai mengandalkan media cetak, televisi dan radio. Lalu dua puluh lima tahun terakhir terjadi perubahan yang pesat ke media yang berhubungan dengan komputer digital seperti internet (diunduh dari https://den4ghel.wordpress.com/tag/new-media/  , 18 September 2015, jam 23.30). Media baru atau yang sering kita sebut dengan new media adalah sebuat set berbeda dan teknologi komunikasi yang memiliki fitur tertentu yang terbaru, dibuat dengan cara digital dan banyak tersedia untuk digunakan oleh personal sebagai alat komunikasi (LSPR, 2010 : 243). Jika kita berbicara dengan new media kita tidak bisa lepas dari kata teknologi dan internet. Dengan adanya new media yang tersambung dengan internet kita dapat mengakses segala informasi tanpa ada halangan ruang dan waktu. Salah satu yang sering digunakan masyarakat dengan new media adalah media sosial.

Siapa yang tidak tahu tentang media sosial ? Pastinya semua orang tahu tentang media sosial. Media sosial adalah sarana dimana kita dapat bergaul dengan seluruh orang untuk dapat menjalin hubungan yang baik , baik itu satu wilayah maupun antar wilayah. Contoh-contoh dari media sosial itu sendiri seperti Facebook, Twitter, Instagram, Path, dan masih banyak lagi. Di era globalisasi ini adakah masyarakat yang tidak mempunyai akun media sosial seperti Instagram atau Facebook ? Ada, tapi jarang sekali ditemukan orang yang tidak memiliki akun media sosial.  Bahkan anak SD pun sudah mempunyai akun media sosial. Sekarang media sosial tidak mengenal umur dan status sosial artinya semua orang mulai dari golongan muda sampai golongan tua, yang bekerja menjadi CEO sampai office boy pun menggunakan media sosial.

Kebanyakan orang yang menggunakan media sosial ini diawali dari lingkungan sekitarnya. Contohnya adalah para remaja sedang berkumpul dan masing-masing dari mereka bercerita tentang akun media sosialnya ke teman-temannya atau bahkan mereka menulis status sedang berkumpul dengan teman di status Facebooknya. Otomatis orang yang tadinya tidak mengerti apa-apa tentang apa itu Facebook atau media sosial lainnya pun mulai mengerti dan akhirnya membuat akun media sosial tersebut karena lingkungan sekitarnya memaksakan dia untuk berperilaku sama dengan kelompok tersebut. Dari yang awalnya hanya ikut-ikutan akhirnya mulai terbiasa dan menjadi tergantung akan media sosial tersebut.

Media sosial itu identik dengan anak muda. Jika kita membicarakan tentang anak muda maka tak lepas dari kata media sosial, karena kebanyakan orang yang menggunakan media sosial adalah para remaja. Bahkan anak remaja pun sudah tergantung oleh media sosial baik itu karena lingkungan sekitar,  takut terisolasi, takut ketinggalan zaman, dll.  Dengan kita menggunakan media sosial kita dapat mengikuti trend yang ada, tetapi bisa saja ketergantungan pada media sosial itu muncul.

 Menurut Melvin Defleur dan Sandra Ball Roceach, teori ketergantungan adalah teori tentang komunikasi dimana ketika seseorang semakin bergantung kepada media untuk memenuhi kebutuhannya maka media itu semakin penting untuk orang itu. Seperti jaman sekarang ini orang banyak memiliki Instagram. Orang membutuhkan Instagram untuk memenuhi kebutuhannya seperti untuk jual beli, mencari banyak teman, bahkan ada yang ingin menjadi populer. Adapun masyarakat yang ingin diakui keberadaannya sehingga dia selalu mengupload foto  ketika dia berada di suatu tempat karena dia ingin orang lain tau tentang kegiatan dia. Nah karena Instagram bisa untuk memenuhi kebutuhan seseorang, Instagram itu dianggap penting oleh orang itu.

Namun dengan dianggap pentingnya media sosial  berarti media tersebut dianggap positif oleh orang yang memakainya. Tetapi seringkali kita tak sadar  bahwa ketergantungan terhadap media itu dapat mempengaruhi kebudayaan seseorang. Bahkan sampai dibuat dalam bentuk meme perubahan seseorang ketika sebelum adanya media sosial dan sesudah adanya media sosial. Di dalam gambar meme tersebut ada dua gambar, gambar yang pertama adalah kumpulan anak-anak yang zaman dulu belum mengenal instagram. Saat mereka sedang kumpul dan makanan sudah siap disantap mereka berdoa bersama-sama sebelum makan.  Gambar yang kedua adalah perkumpulan anak muda yang sudah memiliki Instagram. Setelah makanan siap untuk dimakan mereka tidak berdoa bersama-sama seperti dulu sebelum mengenal Instagram dan malah makanan tersebut difoto dan dimasukkan ke Instagram. Ada seseorang yang menyadari perubahan budaya dari adanya Instagram tersebut sehingga dibuatlah meme seperti itu.

Sumber : http://muhammadalfi15.blogspot.co.id/2015/03/perbedaan-anak-muda-zaman-dulu-dan.html

Selain itu ada juga orang yang benar-benar bergantung dengan media sosialnya ketika sedang berkumpul dengan temannya. Jaman dahulu sebelum ada handphone dan media sosial , ketika sedang ada perkumpulan mereka saling bercerita dan bercanda gurau satu dengan yang lain. Ketika sudah mempunyai handphone dan akun media sosial, mereka berfoto ria dan dimasukkan ke dalam instagramnya masing-masing. Dalam hal ini ketergantungan media dapat dimaknai menjadi dua nilai yaitu nilai negatif dan nilai positif.  Tergantung bagaimana cara orang menanggapinya, tetapi apabila masyarakat bergantung pada media sosial secara berlebihan hal itu akan dimaknai dengan sisi negatif.

Sumber: http://muhammadalfi15.blogspot.co.id/2015/03/perbedaan-anak-muda-zaman-dulu-dan.html 

Lalu dengan adanya ketergantungan terhadap media sosial itu terutama instagram haruskah kita menggunakannya untuk mengikuti trend ? Jika dikaitkan dengan golongan umur, masa remaja lah yang yang paling banyak mengikuti trend yang silih berganti. Tapi apakah kita harus selalu mengikuti trend ? Jawabannya iya, mengapa ? Karena seiring berjalannya waktu banyak terjadi perkembangan dimana-mana, jika kita masih stuck dengan keadaan atau trend yang seperti itu-itu saja, kita bisa ketinggalan jaman dengan yang lain.  Kemudian haruskah dengan menggunakan Instagram ? Tidak, kita tidak harus menggunakan Instagram. Trend itu tidak selamanya menggunakan media sosial bisa juga trend yang lagi jaman sekarang ini adalah lifestyle. Apabila trend yang lagi jaman sekarang itu media sosial , kita tidak harus menggunakan Instagram bisa juga dengan media sosial lainnya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline