Lihat ke Halaman Asli

Defrangga Piyu Pramudita

Mahasiswa UIN Maulana Malik Ibrahim Malang

Bahan Bakar Minyak Naik Rakyat Kelas ke Bawah dan Mahasiswa Ketar-ketir

Diperbarui: 18 September 2022   13:48

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Kebijakan yang mendadak pun terjadi di bumi pertiwi kita yang indah ini di tanggal 3 september 2022 jam 2 siang adanya kenaikan Bahan Bakar Minyak yang membuat masyarakat terheran heran dan kaget pada pemerintah. Kenaikan Bahan Bakar Minyak memunculkan pro dan kontra di lingkungan masyarakat hingga ke ranah mahasiswa sehingga terjadinya protes dan aksi turun ke jalan untuk menyuarakan penolakan kenaikan Bahan Bakar Minyak yang biasanya 15 rb full tank skrg cm dapet setengah lebih dikit.

3/9/2022 pak presiden joko widodo menetapkan harga Bahan Bakar Minyak terbaru yang awalnya pertalite di patok harga 7650 menjadi harga 10.000, solar yang harganya 5150 menjadi 6800 dan pertamax yang awalnya 12.500 menjadi 14.500 kenaikan Bahan Bakar Minyak di sebabkan penggunaan subsidi yang tidak tepat sasaran kebanyakan orang mampu yang menggunakan subsidi pertalite.

Banyak faktor - faktor seperti pembekakan anggaran subsidi, harga Bahan Bakar Minyak dianggap membebankan APBN karna hitungan subsidi energi mencapa 502.4 trilliun itulah alasan mengapa Bahan Bakar Minyak itu naik

Banyak subsidi yang tidak tepat sasaran karena itulah faktor terbesar kenaikan Bahan Bakar Minyak dan dinikmati oleh perusahaan industri, pertambangan besar dengan menggunakan solar

Hitung hitungan pemerintah ternyata menjadi faktor kenaikan harga Bahan Bakar Minyak 

Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Nicke Widyawati mengungkapkan bahwa harga Pertalite sekarang jauh di bawah harga keekonomian.

Harga Pertalite saat ini dijual sebesar Rp7.650 per liter padahal seharusnya dijual Rp17.200 per liter (harga keekonomian pada Juli 2022). Dengan begitu, dari penjualan Pertalite saja ada selisih sebesar Rp9.550 per liter.

Disini kita dapat simpulkan bahwa hitung hitungan pemerintah juga gak main main demi memperbaiki anggaran APBN yang bengkak maka yang pusing itu pemerintah dan rakyat yang kesusahan mencari nafkah menggunakan Bahan Bakar Minyak . Yang mampu ngapain pusing pusing demo turun kejalan panas panasan kalian membantu rakyat kecil apa demi instastory chuakzz.

Mungkin di liat dari sektor ekonomi dampak kenaikan Bahan Bakar Minyak benar benar berpengaruh dengan kenaikan biaya produksi, mendorong inflasi yang akan membawa ke sisi negatif pertumbuhan ekonomi, penurunan sektor upah riil dan konsumsi rumah tangga 

Dampak lain dari kenaikan BBM adalah tingkat inflasi bisa sampai 6 persen dan kemungkinan inflasi tahun ini akan terus meningkat, juga peningkatan inflasi tahun 2023 tetap berlanjut seenggaknya paruh pertama tahun 2023.

Kemungkinan akhir tahun ini inflasi umum bisa sampai 6.1 persen YoY kemudian inflasi akan terus meningkat kuartal 2 tajun 2022 di perkirakan inflasi mencapai 7.4 persen YoY 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline