Lihat ke Halaman Asli

Fibromyalgia, Nyeri Kronis yang Terhubung dalam Kondisi Psikologis

Diperbarui: 11 Mei 2024   20:55

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

    

Fibromyalgia adalah suatu kondisi kronis dengan etiologi yang tidak diketahui yang ditandai dengan nyeri persisten dan menyebar luas, kelelahan, disfungsi kognitif, gangguan tidur, dan gangguan psikologis (White & Harth, 2001). Fibromyalgia lebih dari sekadar nyeri otot dalam dan titik nyeri yang Anda rasakan. Ini mencakup segala sesuatu tentang Anda. yaitu; perasaan, emosi, dan sikap Anda sebagaimana cara Anda merespons stres dan cara anda berkomunikasi dengan orang lain. Hingga saat ini, fibromyalgia menjadi perhatian dunia medis karena merupakan penyakit kronis yang tidak dapat disembuhkan, dan tidak ada ates Kesehatan spesifik yang mampu mendeteksi gejalanya. Rasio sakit dari fibromyalgia tidak menentu seiring waktu sehingga menyebabkan penderita mengalami kesulitan dalam menjalani aktivitas sehari-hari. Hal ini mengakibatkan rentan pada penderita mengalami masalah Kesehatan mental seperti depresi.

     Gejala nyeri kuat yang dialami oleh penderita fibromyalgia menjadi faktor risiko perilaku bunuh diri. Faktanya, orang dengan fibromyalgia tiga kali lebih mungkin mengalami depresi pada saat didiagnosis dibandingkan seseorang tanpa fibromyalgia. Dalam kasus FMS (fibromyalgia sindrom), perkiraan prevalensi upaya bunuh diri dilaporkan sebesar 16,7%, meningkat menjadi 58,3% pada kasus FMS dengan komorbiditas migrain. Dengan demikian, penderita FMS memiliki Tingkat percobaan bunuh diri yang lebih tinggi. Risiko bunuh diri pada FMS meningkat karena adanya konstelasi faktor-faktor yang biasanya berhubungan dengan bunuh diri, seperti jenis kelamin perempuan, tekanan psikologis, kualitas tidur yang buruk, peningkatan kelelahan, penyakit penyerta psikiatrik ( terutama depresi, gangguan bipolar, dan kepribadian ambang) dan penyakit penyerta fisik (seperti sakit kepala dan penyakit lambung).

      Selain berdampak pada psikis dan fisik, FMS juga berpengaruh pada sisi kehidupan pribadi penderitanya. Penderita FMS menjadi lebih rendah diri yang merupakan akibat dari penurunan kinerja kognitif pada FMS, terutama dalam aspek kognitif. Beberapa penderita FMS melaporkan gangguan kognitif, terutama masalah dalam perencanaan, perhatian, memori (dalam domein kerja, semantik, dan episodik), fungsi eksekutif, dan kecepatan pemrosesan. Penderita FMS mengalami rasa tidak terlihat karena adanya perdebatan mengenai keaslian diagnosis, pengobatan, dan pelayanan kesehatan secara umum. Selain itu, penderita FMS biasanya merasa malu karena tidak mampu lagi melakukan tugas sehari-hari seperti sebelumnya. Bahkan, mereka mengalami kendala dalam merencanakan aktivitas hidup sehari-hari dan berinteraksi dengan keluarga serta lingkungan sosialnya karena gejala yang mereka alami makin parah sehingga membuat mereka makin terisolasi.

     Tenaga medis belum mengetahui secara pasti penyembuhan akurat untuk fibromyalgia. Namun, beberapa kebiasaan hidup perlu dirubah untuk mengurangi rasa sakit pada penderita fibromyalgia dan mendukung kualitas hidup keseharian penderita. Hal-hal tersebut meliputi;

  • Manajemen stres. Mulai menata rutinitas untuk menghindari atau membatasi aktivitas berlebihan dan menghindari stres emosional. Beri diri anda setiap harinya waktu untuk bersantai dan belajar bagaimana mengatakan tidak tanpa rasa bersalah. namun, tidak dengan mengubah keseluruhan rutinitas anda. Orang yang memilih untuk berhenti bekerja atau berhenti total dalam beraktivitas cenderung mempunyai kinerja yang lebih buruk dibandingkan mereka yang aktif beraktifitas. Mulai menerapkan pola manajemen stres seperti latihan pernapasan dalam atau meditasi.
  • Keteraturan tidur. Karena kelelahan adalah salah satu komponen utama fibromyalgia, kualitas tidur yang baik sangatlah penting. Selain mengalokasikan waktu yang cukup dan ketepatan jam untuk tidur.
  • Berolahraga secara teratur. Pada awalnya, olahraga mungkin akan berefek  meningkatkan rasa sakit pada tubuh. Namun melakukan olahraga secara bertahap dan teratur juga berkontribusi dalam mengurangi gejala. Latihan yang tepat mungkin termasuk berjalan kaki, berenang, bersepeda, dan aerobik air. Pemanfaatan olah raga seperti yoga membantu mengurangi nyeri pada tubuh.
  • Kecepatan diri sendiri. Jaga aktivitas anda pada tingkat yang merata dan rasio yang sesuai. Jika anda melakukan terlalu banyak aktivitas pada hari-hari baik anda, anda mungkin akan mengalami lebih banyak hari-hari buruk. Bersikap moderat berarti tidak melakukan aktivitas berlebihan pada hari-hari baik anda, namun juga berarti tidak membatasi diri atau melakukan terlalu sedikit aktivitas pada hari-hari ketika gejalanya kambuh.
  • Pertahankan gaya hidup sehat. Makan makanan sehat. Jangan gunakan produk tembakau. Batasi asupan kafein serta mulai melakukan sesuatu yang menurut anda menyenangkan dan memuaskan setiap hari.

     Diharapkan, penderita FMS harus tetap aktif secara fisik maupun sosial, dan menghindari gaya hidup yang tidak banyak bergerak serta meningkatkan fungsi dan kualitas hidup yang berhubungan dengan kesehatan. Untuk pihak tenaga medis, penelitian lebih lanjut jelas diperlukan untuk membangun platform yang dapat digunakan untuk mengembangkan pedoman mengenai intervensi psikologis pada FMS. Diharapkan adanya dukungan keluarga dan lingkungan sekitar mampu membersamai penderita fibromyalgia. Dukungan-dukungan akan berdampak besar dalam perubahan kondisi psikis dan meningkatkan kepercayaan diri mereka dalam proses penerimaan diri dalam menghadapi kondisi.

*FMS= Fibromyalgia Syndrome

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline