Lihat ke Halaman Asli

Sahabat

Diperbarui: 24 Juni 2015   01:48

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Tidakkah kamu tahu?..,

Terlalu sepi,, perasaan yang begitu menyiksakan,,

Bertemankan sepi juga hening malam,,

Serta berjauhan darimu,, sungguh bukan kehendakku,,

Tidakkah kamu tahu?..,

Teriakanku memanggil seru namamu

Kesepian ini membuatku semakin pilu

Sungguh aku sangat merindumu

Ingin aku dengar suaramu,,.

Walau sekejap dalam khayalku

Cukuplah,, Cuma cukup

Obati rasa laraku

Saat dia di ufuk barat habis

Dan dia kembali di ufuk timur

Aku merasa sangat belum puas

Akan mimipi indah yang ku rangkai

Mimpi itu belum kunjung datang

Resah campur gelisah kembali datang

Hatiku lara kembali,, teman

Aku masih tak bisa tidur… seperti mereka yang damai

Kini sepi telah mematikanku..,

Kini sepi telah meracuniku..,

Kini sepi telah buatku terlena akan kedamaian

Dan kini sepi tidak lagi untukku

Sang surya telah mekar kembali

Kini saatnya ku tinggalkan keheningan

Sepi yang selalu mengiris luka pedih

Karena kini saatnya aku bangkit

Wujudkan mimpi yang tertunda denganmu “sahabatku”

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline