Lihat ke Halaman Asli

Resume Novel "Eliana" - Tere Liye

Diperbarui: 14 Agustus 2015   15:54

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Nama : Defi intan pusparini

NIM   :1815150858

1.Identitas Buku  

Judul                                   : Eliana 

Penulis                                : Tere-Liye

Penerbit                               : Republika 

Tempat dan Tahun Penerbit : Agustus 2011

Tebal Buku                            : 519 halaman

  1. Tujuan Pengarang Buku : Menggambarkan betapa besar pengorbanan rasa cinta , serta rasa sayang seorang ibu kepada anak perempuannya .
  2. Pokok pokok/rangkuman isi buku :

Kata tetua bijak, manusia memiliki sendiri hari-hari spesialnya. Ada hari ketika ia dilahirkan, hari mulai belajar merangkak, hari mulai berjalan hingga bisa berlari. Manusia tumbuh besar dengan hari-hari. Jatuh, bangun, sakit, sehat, tertawa, menangis, sendirian, ramai, sukses, gagal, semua dilalui bersama hari-hari. Tentu termasuk salah-satunya hari ketika kita pertama kali bertemu dengan pasangan hidup.

"Schat, esok lusa, saat kau besar, di tengah dunia yang maju, kau akan menemukan pemahaman yang lebih rumit dibanding yang kau pahami sekarang. Feminisme, kesetaraan jender... Oi, aku bahkan tak fasih mengatakan istilah itu... sudah ada sejak dulu. Pemahaman itu kadang amat berlebihan. Esok lusa, misalnya, kau akan menemukan sekelompok orang yang sibuk menuduh sebuah agama tidak adil, menyimpulkan suatu agama berat sebelah pada perempuan. Padahal mereka lupa, di semua agama, laki-laki adalah imam. Kau tentu tahu posisi seorang Paus dalam agama Kristen, bukan? Tidak pernah ada Paus seorang perempuan. Sama halnya dengan agama-agama lain."

"Dan soal truk-truk... percayalah pada Paman. Ada suatu masa di antara masa-masa. Ada suatu musim di antara musim-musim. Ada saatnya ketika alam memberikan prlawanan sendiri. Saat ketika hutan, sungai, lembah, membalas sendiri para perusaknya." Aku menatap Paman tidak mengerti. Paman tersenyum, mengangguk mantap, "Suatu saat kau akan paham maksudnya. Ilmu seperti itu tidak memerlukan pendidikan tinggi. Hanya memerlukan kearifan memahami tabiat alam."

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline