Lihat ke Halaman Asli

Ketika Pilpres Tidak Hanya Melahirkan Pemimpin Baru Namun Juga Rasisme Tingkat Tinggi

Diperbarui: 18 Juni 2015   05:27

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Holla Deffa Here !!!

Balik lagi dengan cuap cuap uye, berdasarkan fenomena yang baru saja Negara Kesatuan Republik Indonesia lalui yaitu

Pemilihan Presiden 2014

Oiya sebelumnya tulisan ini tidak membahas soal pasangan mana pun, tulisan ini di fokuskan terhadap sifatRASISyang lahir dari perhelatan event PILPRES tersebut

Berawal dari chat dari kenalan yang menunjukkan rasa kekecewaannya terhadap teman dekat nya sendiri yang selama ini dia anggap Sahabat / Satu Gang, oiya mereka berdua beda agama dan Ras. Kita sebut saja A dan B.

Si B menulis seperti ini :

Kalimat yang di tulis si B pada sebuah Jejaring Sosial yang bernadaRASIS / SARAmemicu si A untuk meng komentari hal tersebut, dan di anggap si B ini mempunyai sifatRASISyang terpendam selama ini, karena menurut cerita si A, si B adalah teman maen dan kongkow yang asek dan selalu baik terhadap semua orang gak pandang bulu dll.

Sebelum nya mari kita telaah dlo harfiah dari kataRASISini, menurutWikipedia

Rasis / Rasismeadalah suatu sistem kepercayaan atau doktrin yang menyatakan bahwa perbedaan biologis yang melekat pada ras manusia menentukan pencapaian budaya atau individu – bahwa suatu ras tertentu lebih superior dan memiliki hak untuk mengatur ras yang lainnya

Di Indonesia mengenal kata SARA yang harfiah nya seperti di kutip dariBLOG

SARA adalah berbagai pandangan dan tindakan yang didasarkan pada sentimen identitas yang menyangkut keturunan, agama, kebangsaan atau kesukuan dan golongan. Setiap tindakan yang melibatkan kekerasan, diskriminasi dan pelecehan yang didasarkan pada identitas diri dan golongan dapat dikatakan sebagai tidakan SARA. Tindakan ini mengebiri dan melecehkan kemerdekaan dan segala hak-hak dasar yang melekat pada manusia.

Dari penjabaran kedua harfiah tersebut kita bisa pahami bahwaPERBEDAANmenjadi suatu momok besar bagi penganut pahamRASISini maka dari itu mereka selalu merasaSUPERIORterhadap kaum2MINORITAS atau yangBERBEDAdengan dirinya

Indonesia negara yang berideologi Pancasila dan berkonstitusi terhadap UUD 45 dan disebut sebagai Negara Pancasila karena berpegang teguh terhadap ke 5 sila tersebut.Sila Pertama Ketuhanan Yang Maha Esa dan Sila Kelima Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesiaadalah perwujudan dari ideologi NKRI untuk menghapuskanPERBEDAANditambah lagi dengan Semboyan Indonesia yang selalu di dengungkan Founding Fathers Indonesia yaituBhinneka Tunggal Ika“Berbeda-beda tetapi tetap satu”

Memang terkadang masyarakat pada umumnya jaman sekarang sering melupakan ideologi awal jika Indonesia ituNegara Pancasila. Entah itu berkaitan dengan ideologi Ras mereka atau kah Agama yang dianut atau mungkin juga kurang nya pengetahuan mereka tentang arti Indonesia itu sendiri.

Saya seorang Indonesiawan Muslim yang menganut faham Realis, melihat Indonesia dari Luar Indonesia karena tuntutan pekerjaan menjadikan saya sering di Negara Lain dan berhubungan dengan berbagai macam Etnis, Agama, Budaya dan juga Bahasa. Faham Rasis atau konflik SARA ini memang tidak hanya menjamur di Indonesia namun juga di berbagai Negara yang saya kunjungi. Tapi perbedaan nya adalah di Negara-negara yang saya kunjungi mereka mempunyai hukum yang ketat atas pelanggaran RASIS / SARA ini, karena di maksudkan agar menjaga stabilitas Nasional Negara mereka.

Dan juga di beberapa negara maju yang saya kunjungi pandangan mereka terhadap pelaku RASISMEitu kadang lebih rendah dari paraBeggars / Pengemis. Jadi strata sosialPengemismasih lebih terhormat dariRASISME. Mungkin ini juga yang membuat Indonesia selalu jadiNegara Berkembangdan belum bisa naik level menjadiNegara Maju. Karena tindakan Masyarakat nya adalah Cerminan Negara di mata Dunia

Jadi apakah dengan ada nya PILPRES ini membangunkan sifatRASISyang terpendam dari teman, kenalan, saudara atau bahkan diri sendiri?

Tulisan ini juga ada di blog saya di sini

http://youtu.be/MjpNl3ov3gk

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline