Lihat ke Halaman Asli

Keterwakilan Perempuan di Ranah Politik Masih Rendah?

Diperbarui: 26 Februari 2022   06:20

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Berikut faktor penyebab keterwakilan perempuan di ranah politik masih rendah

 a)  Masih adanya  kultur di partai yang melanggengkan pemimpin itu laki-laki.

 Secara kultural perempuan dalam keterlibatannya dalam bidang politik sudah jelas masih kurang, hal ini disebabkan karena masih adanya budaya patriarki. Konstruksi sosial yang memandang perempuan seolah-olah hanya mengurus domestik saja. kultur dilingkungan kita yang melanggengkan patriarki, hal ini dapat terlihat ketika banyak jabatan penting di isi oleh seorang laki-laki, sedangkan perempuan hanya sisanya. adanya anggapan bahwa perempuan kurang mampu, kurang berani dalam menyampaikan gagasan dan kritiknya dalam sebuah forum musyawarah. Hal ini kemudian diperparah dengan masih langgengnya patriarki dalam lingkungan kita, rendahnya pendidikan, dan rendahnya pengalaman yang dimiliki perempuan.


b) Secara Struktural masih adanya kebijakan yang menghambat kesetaraan gender. 

Hal ini terlihat pada proses seleksi kandidat dalam partai. Kandidat yang akan maju dalam pemilu banyak diseleksi oleh pemimpin laki-laki. Terkait hal tersebut proses seleksinya pemimpin partai perempuan lebih sedikit dan laki-laki lebih mendominasi jumlahnya sebagai pemimpin partai yang melakukan seleksi kepada kandidat yang maju. Pemimpin laki-laki di dalam partai politik memiliki pengaruh yang tidak proporsional terhadap politik partai yang terkait gender (Saputra, 2020). Maka dengan demikian perempuan tidak banyak menerima dukungan dari partai politik karena laki-laki mendominasi struktur kepemimpinannya. Background pendidikan yang tinggi masih ada kesenjangan gender


c) Kurangnya kepercayaan diri perempuan dalam bidang politik. 

Kondisi kurangnya kepercayaan diri perempuan sebagai representasi masih kurangnya minat perempuan menduduki kursi politik. Perempuan merasa kurang memiliki kemampuan untuk bersaing dengan laki-laki untuk menjadi bagian dari parlemen. Kemudian kualitas perempuan menjadi penting sebab perlu perisapan untuk memasuki politik dengan meningkatkan kualitas pemahaman dan pengetahuan akan kewajiban dan tugasnya sebagai wakil rakyat.


 d) Faktor keluarga yang berkaitan dengan ijin.

 Wanita yang sudah berkelurga akan juga memiliki hambatan yang mana berkaitan dengan ijin dari prasangka mereka. Beberapa suami misalnya yang memiliki kecenderungan menolak pandangan perempuan untuk beraktivitas tambahan di luar aktivitas rumah. Karena berbagai kegiatan politik yang berlangsung biasanya butuh penyediaan uang yang besar, waktu yang banyak , dan tingkat keterlibatan yang tinggi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline