Lihat ke Halaman Asli

Tersesat dalam Supermarket

Diperbarui: 24 November 2024   16:59

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Diary. Sumber ilustrasi: PEXELS/Markus Winkler

Dulu, saat saya masih kecil, saya senang jika diajak pergi ke supermarket. Deretan rak yang penuh dengan hal hal yang sangat baru sangat menyemangati bagi saya yang masih kecil. Namun, satu kali, petualangan itu berubah menjadi pengalaman yang tak kan dilupakan.

Saya ingat hari itu, sekitar tahun 2015, Abang mengajak saya ke supermarket besar di dekat rumah. Dengan semangat, saya langsung bersiap-siap untuk menemani Abang saya. Saat sudah masuk ke dalam supermarket, saya langsung berlari kesana kemari, melihat berbagai macam hal yang menarik perhatian saya. Abang saya bergegas untuk menggenggam tangan saya supaya tidak terjadi apa-apa.

Saat Abang saya sedang sibuk berbicara dengan salah satu karyawan, tanpa sengaja saya melepaskan genggaman tangan Abang. Saya masih asik melihat berbagai macam hal, tetapi setelah menyadari bahwa Abang saya hilang, saya langsung bergegas mencari Abang saya. Seketika itu juga, suasana riang berubah menjadi menakutkan. Supermarket yang tadinya terasa menyenangkan, kini terasa sangat luas dan asing. Aku panik dan mulai berlari-lari mencari Abang di antara kerumunan orang.

Aku berlari kesana kemari, memanggil-manggil nama Abang dengan suara sekuat tenaga. Namun, suara bising pengunjung supermarket membuat suaraku tenggelam. Aku semakin takut dan mulai menangis. Tak lama kemudian, seorang satpam yang baik hati menghampiriku. Beliau bertanya apa yang terjadi padaku.

Saya pada saat itu sangat malu untuk berbicara tetapi tetap menceritakan bahwa saya tersesat dan mencari Abang saya. Satpam itu tersenyum dan menenangkan saya. Beliau lalu membantuku mencari Abang saya disekitar supermarket. Setelah beberapa saat, sang satpam menemukan Abang yang sedang panik mencariku.

Saat bertemu Abang saya, saya langsung memeluknya erat-erat. Aku merasa sangat lega telah menemukan Abang. Abang pun memelukku dengan erat. 

Sejak saat itu, saya selalu berpegangan erat pada tangan orang tuaku ataupun kedua kakakku setiap kali pergi ke tempat yang asing. Pengalaman tersesat itu mengajarkan saya untuk selalu berhati-hati dan tidak melepaskan genggaman tangan orang tua. Sekarang saya sudah besar dan lebih mandiri, tetapi pengalaman tersebut masih menjadi nasihat bagi saya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline