Lihat ke Halaman Asli

Untaian Seorang Pelacur

Diperbarui: 26 Juni 2015   10:20

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

1293452255804438720

Aku tak pernah menyesal ketika tubuh ini tidak lagi menjadi milikku saat malam tiba Apakah tubuhmu masih milikmu ? Aku adalah pelacur dan kau penghunus pedang berukir tajam Apakah kita hidup di jaman yang sama ? Kau memburu aroma darah segar dengan nafas terburumu lalu kau teriakkan nama Tuhanmu Ketika munafik telah tiba, aku tak pernah memburu apapun bahkan tuangan mani dalam goyangan kelentit yang syahdu, nafasku selalu terburu dan aku terimakan itu Lalu apakah kepuasan kita tak jauh berbeda ? Di jamanmu dan di jamanku kita tak pernah berjalan seirama, hanya nafas kita sama Kini kau di belakangku, pedangmu mengarahku kau memburuku karena darahku walau kutahu nafsu membunuhmu lebih besar dari nama Tuhanmu Kita dipertemukan dalam jaman yang sama jaman yang kau idamkan terang dan jaman yang kau hinakan gelap untukku Atas nama Tuhanmu, pedangmu telah sampai di ujung tenggorokanku, tapi tak pernah kau tebaskan hanya kau korek kulitku bersama senyum seringaimu Aku mulai terbiasa bertemu dengan makhluk sepertimu yang mengacungkan derajat pedang atas nama Tuhanmu karena aku bersimpati padamu Walau aku hanya berlindung di balik sehelai benang tanpa pedang tajam, tanpa jerit kekerdilanmu aku juga punya Tuhan, sayangnya Tuhanku tak bernama -Jogjakarta, 27 Desember 2010 18:28- -deenno- pict. source = acombrink.wordpress.com




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline