Lihat ke Halaman Asli

Mau jadi Relawan/Donatur? Reporter? Atau Model di Kelud?

Diperbarui: 24 Juni 2015   01:38

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

13 Februari 2014 - Erupsi Gn. Kelud

Di langit kota Malang, pukul 23:50 terlihat banyak kilat. Tidak terlalu terdengar suara yang dahsyat. Hanya kilat, sedikit hujan abu dan bau belerang. Pada saat kejadian sendiri, saya sedang membeli Angsle di daerah Soekarno-Hatta. Baru tahu tentang Gn. Kelud yang erupsi saat mama yang menelpon. Sahabat saya di Jogja, memberi tahu kalau di sana terdengar dentuman yang sangat kencang.

14 Februari 2014

Oke, jadi begini. Bagi orang-orang yang sedang kasmaran (terlepas dari sisi Agama) tanggal 14 Februari ini hari kasih sayang. Valentine Days. Hari di mana tukang bunga mawar dan toko cokelat laris manis. Tepat, setelah pukul 00:00 banyak suara-suara sumbang yang membego-begokan, merendahkan dan membuat status yang bikin mata sakit. Semua suara dan status tersebut dibuat oleh mereka yang anti Valentine (mungkin, jomblo) dan ditujukan untuk mereka yang merayakannya.

Belum reda emosi yang kontra terhadap hari kasih sayang, muncul sekumpulan alien "cerdas tapi salah tempat dan waktu." Gimana engga saya bilang demikian? Lha wong, foto-foto bencana alam dibuat meme comic. Dibuat becandaan. Eeeerr..

Yang becandain alam, didiemin aja deh ya. Yang ga ngerayain Valentine day, ga usah sewot sama yang ngerayain. Yang penting 'mah stay safe, stay healthy, dan doa terus. Hidup damai itu asik loh.

15 Februari - sampai sekarang

Semenjak erupsi, bala bantuan mulai berdatangan untuk korban dan pengungsi. Ada yang menarik sebenarnya di sini. Bukan hanya menarik, tapi juga membuat saya bingung. Ada beberapa donatur yang membawa komunitasnya ke daerah yang terkena dampak erupsi Gn. Kelud. Saya ancungi jempol untuk para relawan atau donatur yang kuat bertahan di posko pengungsian. Saya berada di sana selama 3 jam sudah terasa sesak, mata perih dan di-pulang-kan. Hiks..

Lantas, apa yang menarik dan membuat saya bingung? Anu..foto-fotonya. Saya ga habis pikir kenapa donatur yang mengantar hasil sumbangan ke sana itu masih sempat-sempatnya berfoto dengan pose senyum, dagu ke atas, dan dada dibusungkan. Seolah foto tersebut berkata, "gue lagi ada di tempat bencana erupsi Gn. Kelud, men. Hebat kan gue?" Bukannya saya negative thinking atau gimana, cuma lucu sekali mereka masih bisa seperti itu, membawa atribut komunitasnya, berfoto dengan penerima hasil sumbangan dan lagi-lagi atribut komunitas dipajang.

Kenapa harus "pamer" kebaikan? Kenapa? Kenapa isi postingan mereka selama berada di sana bukan tentang keadaan atau informasi yang jelas? Kenapa harus pamer foto mereka memakai masker dan berdiri memegang banner/spanduk komunitasnya? Kenapa?

- @deediindaa

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline