[caption id="" align="aligncenter" width="500" caption="Google Doc."][/caption]
Astrologi adalah ilmu absurd yang tidak logis.
Banyak orang yang menganggap Astrologi, Zodiak, atau Horoskop adalah semacam mitos, tahayul atau ramalan kosong yang diragukan kebenarannya. Tak sedikit pula yang merasa bahwa pengkotak-kotakan manusia berdasarakan bulan kelahirannya adalah sesuatu yang dangkal dan sama sekali tidak ilmiah, tidak bisa dilogikakan.
Saat masih duduk di bangku sekolah, tentu kita pernah mendengar tentang Hukum Gerakan Planet Kepler, yang menjelaskan pergerakan dan perlintasan planet-planet dengan Matahari sebagai porosnya. Teori ini masih memiliki beberapa kekurangan, dan akhirnya disempurnakan oleh Newton dengan menyertakan gaya gravitasi sebagai salah satu elemen yang turut pula mempengaruhi pergerakan planet-planet di sekitar Matahari ini. Newton menyimpulkan bahwa partikel submikroskopis yang membentuk segala materi (fisika partikel) hingga perilaku materi alam semesta sebagai satu kesatuan kosmos.
Dimana letak hubungan teori Fisika ini dengan ilmu Astrologi?
Sebetulnya sudah banyak artikel-artikel yang menjabarkan penjelasan panjang mengenai hal ini, bahkan membahas Ilmu Astrologi secara matematis. Tapi yang akan saya terangkan adalah logika paling dasar yang bisa dipahami oleh siapa pun.
Pada dasarnya, Astrologi adalah sebuah ilmu yang mempelajari sifat dan karakteristik manusia berdasarkan posisi bulan dan planet yang menaungi saat hari kelahirannya. Sebut saja orang-orang kelahiran 20 Januari - 19 Februari (Aquarius) yang bersamaan dengan perputaran Planet Uranus, maka dikatakan planet yang menaunginya adalah Uranus. Lebih lanjutnya mari kita telaah, bagaimana planet Uranus dan Saturnus tentu memiliki partikel dan materi pembentuk yang berbeda, dengan garis lintas mengelilingi Matahari yang juga berbeda. Hal ini dikaitkan lagi dengan posisi Bulan pada saat kelahiran seseorang.
Lalu apa pengaruhnya?
Tenaga magnet yang terbentuk dari posisi planet dan bulan, akan berdampak secara langsung kepada daya gravitasi. Dan hal ini yang kemudian akhirnya mempengaruhi karakteristik manusia pada saat kelahirannya.
Di Jawa telah dikenal sejak lama sebuah istilah Pranata Mangsa. Perhitungan satu tahun dibagi 12 waktu, yang kemudian menjadi panduan untuk menentukan masa waktu tanam bagi para petani, musim kemarau, musim hujan, hingga prediksi kapan binatang ternak akan bereproduksi, sampai perkiraan terjadinya bencana alam. Pranata Mangsa ini ditetapkan oleh orang-orang jaman dulu yang belajar langsung dari alam, membaca pertanda-pertanda dan letak bintang yang terlihat.
Hal ini sedikit banyak sudah membuktikan bahwa pergerakan benda-benda di luar angkasa berpengaruh tidak sedikit kepada gejala alam yang terjadi di Bumi. Jika masih terlalu sulit dikaitkan, maka akan saya berikan contoh yang lebih sederhana lagi.