Lihat ke Halaman Asli

Hey, Cantik!

Diperbarui: 26 Juni 2015   13:41

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Cerita tentang itik buruk rupa tidak pernah semenarik kisah cinta para putri. Rapunzel, Ariel, Putri Salju, Cinderella, siapa yang tidak tahu mereka?

Rapunzel, Cinderella dan segala-gala punya nenek sihir atau ratu buruk rupa yang ingin jadi cantik selamanya. Siapa tidak kagum pada akal mereka?

Putri-putrian ini makin lama semakin ingin membuatku muntah. Coba direka, awalnya sengsara, lalu berakhir bahagia. Eh, tapi tunggu dulu. Barisan perempuan ini sebenernya bermental babu, betul tidak? Cinderella jadi pesuruh. Putri Salju penunggu rumah kurcaci, Rapunzel bisa ini itu. Uhm, ada kerennya juga ternyata mereka.

Si cantik bernasib malang, sesungguhnya paling banyak bodoh. Tidak keren sama sekali. Kukira Dewi Fortuna seorang lesbi. Bagaimana tidak, mereka hanya mengandalkan keberuntungan. Lewat jam 12 malam, jam berdentang, sehari kemudian sang pangeran datang menjemput. Berserah pada nasib, bergantung pada kurcaci-kurcaci dungu, lalu pangeran tampan datang mengecup. Ya ya, Dewi Fortuna tak suka perempuan buruk rupa. Positif! Kurasa dia homoseksual.

Dan sepertinya, pangeran otaknya harus mulai direparasi. Dongeng putri selalu berakhir ketika putri dilamar, dicium, titik. Kehidupan sesudah mereka mereka? Cih! Taruhan, tidak akan ada pendongeng yang berani bercerita. Kurasa, setelah menikah, pangeran sadar bahwa mereka terikat pada gadis dungu. Lebih parah, menikahi boneka!

Hahahaha bisa jadi begitu. Jangan-jangan pada akhirnya pangeran berselingkuh dengan babu. Karena ternyata, si putri bergaun mahal tak semenarik ketika bercelemek kotor dengan comeng di wajah. Mungkin ketika akhirnya mereka punya segala-galanya, sang putri jadi hamba kecantikan, dan si pangeran malah menemukan arti lain tentang kecantikan dari dalam? Ah, atau sebaliknya? Pangeran lebih dulu menyadari mereka punya bakat cantik, menikah, lalu lama kelamaan menjadi terlihat biasa saja?

Lalu, pangeran selingkuh sama nenek sihir! Hahaha.. Sederhana. Nenek sihir lebih pintar, kreatif, dan ya, bukan perempuan manja. Harusnya berakhir begitu. Ketika menua, nenek sihir makin menjadi-jadi, dan itu keren! Sayangnya, nenek sihir selalu digambarkan yang ooh maha dahsyat jahatnya. Kupikir itu bagian dari cemburunya si lesbi Dewi Fortuna. Selain itu, dunia ini masih senang yang indah-indah.

Ya, benar begitu. Cantik itu perlu, tapi otak juga harus jaminan mutu. Kalau itu dongeng-dongeng lalu, harusnya manusia sekarang lebih kreatif. Cantik bukan syarat tunggal. Beauty, Brain, Behavior, itu syarat mutlak. Seharusnyaaa.. Tapi yang nyata, masih banyak orang buta karena muka boneka. Aku? Cih, maaf maaf saja. Percuma cantik kalau berbicara tentang Stalin saja dia masih bertanya, "siapa?".

Terima kenyataan!!! 3B itu sekarang sudah jadi jualan. Kontes-kontes merajalela. Gembar-gembor 3B, inilah, itulah. Tetap saja, perempuan cantik selalu melangkah di depan. Lihat saja di lagu-lagu. "Dari wajah turun ke entah.." , "Wajahmu mengalihkan semestaku." Blablabla..

Ah.. Entah ya. Aku tetap tidak sependapat dengan kecantikan dalam mengalahkan luar. Atau kecantikan luar mendiskriminasi yang dalam. Buatku dua-duanya harus sejalan. Maaf, aku sih tidak suka yang setengah-setengah. Kalau bisa dapat yang lebih mendekati sempurna, kenapa harus terima yang apa adanya saja?

Mauku juga begitu. Perempuan cantik, tolong jangan pongah. Perempuan jelek, jangan menyerah. Si cantik dibilang cantik karena ada si jelek, begitu kan ya? Tapi sempurna itu kan utopis sayang.. Dan tidak semua pangeran berpikir seperti kamu. Sayang! Suka nggak lihat film bokep yang pemeran wanitanya buruk rupa!! Hahahahaha..

Aku tidak suka bokep sama sekali. Dan teori perangsangan visual begitu tidak punya efek yang berarti. Kenapa harus berfantasi kalau bisa dapat yang asli? Hahaha. Bagaimana ya, kecantikan luar memudar, itu benar. Kecantikan hati abadi, hmm.. Hampir tepat. Tapi bukankah karena itu mereka harus saling melengkapi? Kamu! Suka eskrim? Tak sampai 15 menit sudah cair tak enak lagi. Itu yang menjadikan 15 menitmu tiba-tiba berarti. Berburu dengan waktu menghabiskannya. Kecantikan pun kurasa begitu. Nikmati selagi bisa. Sebelum pupus dimakan usia, dan akhirnya mata kita menjadi buta, yang terlihat ya cuma itu.. Kecantikan dalam yang katanya abadi tadi.

Terlalu lama, butuh kesabaran ekstra. Tunggu tua? Belum-belum sudah bunuh diri lihat keriput di wajah! Itu alasan kenapa anti aging sangat laku di pasaran. Butuh lebih dari 15 menit untuk memastikan, ya, perempuan ini cantik hatinya. Kita generasi instan sayang!

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline