10 hari menjelang tutup tahun 2023, rencana merayakan tahun baru sudah matang dengan tema Vintage/ Oldies. Gak hanya hidangannya yang oldies tapi star of the celebration-nya juga oldies. Gimana enggak, hidangannya menurut Wikipedia sudah ada di Indonesia sejak abad 10 Masehi sementara star of celebration-nya sudah berusia 79 tahun. Tepatnya Nenek -- panggilan orang sekomplek ke mbak Preh -- pensiunan ART kami yang sudah bekerja 40 tahun lebih, masuk kerja pertama kali saat adikku berusia 7 tahun lebih.
Adapun star of the dishes-nya Urap masakannya Nenek. Mbak Preh itu jago masaknya bukan kaleng-kaleng, sambal mentah trasi sampai dipesan teman-teman kantor. Nasi goreng yang selalu dihidangkan saat teman-teman SMP Genduk ( anak asuhku yang juga keponakan Nenek ) belajar bersama di rumah, ternyata selalu terkenang-kenang hingga mereka duduk di bangku kuliah dan reunian di rumah. Anak-anak itu tidak minta dimasakin macem-macem, hanya minta nasi goreng Bude Preh ( demikian panggilan mereka pada mbak Preh ).
Saya sendiri paling suka masakan telor dadar pedasnya yang persiapan ulekan cabe, bawang merah dan garamnya dilakukan dengan seksama dan dalam tempo yang cukup memakan waktu. Dua buah telor ditambah sesendok tepung plus diuleni bumbu sambal dan didadar lipat. Hasilnya tebal dan rasanya nampol, telor barenda lewat kalau menurut saya.
Menu lain yang gak bisa dilupakan adalah Urap. Berbeda dengan urap sajian orang lain atau warteg, urap mbak Preh beda banget. Dia mengukus bumbu urap yang berupa kelapa parut diuleni aneka rempah serta cabe dan bumbu rahasia yang tidak ada dalam olahan urap dimanapun. Bumbu rahasianya adalah teri beras, ini membuat urap berasa manis, gurih dan sedikit asin karena teri. Hmm sedapnya kebangetan hingga membuat saya suka minta dibuatkan stock bumbu urap yang disimpan di kulkas dan kadang dimakan begitu saja dengan nasi hangat tanpa campuran sayur.
Pada usia 65 tahun, kami merayakan ultah Nenek serta mempensiunkannya. Nenek tetap tinggal bersama kami ( sesuai permintaannya ) namun dia tidak lagi bekerja. Dia menerima uang pensiun yang besarnya 50% dari gajinya sebagian besar ditabung, sebagian lagi dipakainya untuk jajan. Cukup duduk santai dan menyiapkan bumbu-bumbu sementara kami yang mengolah masakan.
Malang Tak Dapat Ditolak, Untung Tak Dapat diraih
Dua tahun silam Nenek kena stroke, pengobatan serta physiotherapy di bulan pertama menunjukkan hasil yang memuaskan hingga klinik terapi akan memasukkannya dalam frontpage website-nya. Tapi ucapan adiknya yang akhirnya tinggal di rumah kami untuk bantu merawat mendatangkan malapetaka yang tak pernah terbayangkan,
"Mbak, aku akan tetap di sini sampai mbak bisa sembuh."
Dueng...siapa mengira ini membuat Nenek memiliki ide untuk "menyandera" adiknya agar tetap tinggal di rumah kami, padahal adiknya memiliki 6 anak di rumahnya yang tentu membutuhkan perhatiannya.