Lihat ke Halaman Asli

Pelukan Laut

Diperbarui: 24 Juni 2015   20:32

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Rinda masih merenung di tepian pantai yang mulai sunyi.Sendiri dan terluka.Matanya sembab karena lelehan airmatanya yang tak kunjung berhenti.Cita2 dan impian yang selama ini di idamkannya,harus direlakannya pergi,walaupun sebenarnya hatinya tak akan pernah rela.Randi,pria yang telah menjadi tunangannya,tiba2 memutuskan tali pertunangan mereka tanpa sebab.Dan Randipun hilang bagai ditelan bumi pergi tanpa sepatah katapun.Meninggalkan Rinda sendiri,menanggung luka yang menganga begitu lebar.Yang ada hanyalah kepedihan yang tak berkesudahan.Hancur...begitulah hatinya sekarang ini.
Rinda berdiri,melangkahkan kakinya setapak demi setapak menuju pantai.Riak ombak semakin menenggelamkan tapak kakinya.Dinginnya air laut tak menyurutkdn langkah Rinda,bahkan kakinya terus saja melangkah.Tanpa menghiraukan apapun,kaki itu terus melangkah menyambut ombak.Laut tlah menenggelamkan separuh tubuhnya,tapi Rinda tak peduli.Pikirannya kosong,yang Rinda inginkan hanyalah kedamaian yang abadi.Hingga sebuah ombak yang begitu besar menyeret tubuh Rinda ke dalam pelukan laut.Tak ada lagi sakit itu,tak ada lagi pedih itu.Yang ada hanya kedamaian.Kedamaian yang abadi buat Rinda...

* cerita ini hanya fiksi belaka,jika ada kesamaan nama dan kejadian,hanya kebetulan semata *

Salam Kompasiana

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline