Lihat ke Halaman Asli

Menjawab Pertanyaan "Apakah SNSD Simbol Seks?"

Diperbarui: 7 Agustus 2017   05:41

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

SNSD. Tribunnews.com

Memprihatinkan. Belum lama menulis tentang seorang penceramah agama yang tersandung persoalan, sekarang menulis kembali seorang psikolog terkenal yang tersandung persoalan karena pernyataan  beliau di media sosial yang menyebutkan bahwa SNSD adalah simbol seks. Girl's Generation atau lebih dikenal dengan SNSD adalah girlband nomor satu Korea Selatan yang akan menghadiri acara countdown Asian Games tanggal 18 Agustus depan. Berita terakhir menyebut beliau sudah minta maaf.

Terlepas dari itu semua, yang menarik dan akan dibahas di sini adalah pernyataan bahwa SNSD adalah simbol seks dengan mengubahnya menjadi pertanyaan hipotesis "Apakah SNSD adalah simbol seks?". Dalam menjawabnya, metode etimologi atau ilmu perkembangan bahasa akan digunakan, ditemani dengan pembahasan filsafat idealisme (filsafat penangkapan fenomena yang menjadi ide atau kumpulan ide).

Simbol yang diartikan sebagai sesuatu yang mewakili sesuatu yang lain dari symbol tampaknya tidak mengalami perkembangan yang berarti, berbeda dengan seks yang  berasal dari sex yang memiliki dua arti: 1) salah satu dari dua kategori (laki-laki dan perempuan) yang  membagi manusia atau sebagaian besar makhluk hidup lainnya berdasarkan fungsi reproduktif, fakta yang masuk dalam slah satu kategori ini, kelompok dari salah satu kategori ini. 2. Aktifitas seksual, terutama berhubungan badan (sexual intercourse), alat kelamin, yang tampaknya mengalami perkembangan.

Seperti sudah diduga dan diperkirakan, persoalan terkait simbol seks muncul karena ada perbedan atau pergeseran makna dari makna semula. Simbol seks (sex symbol) dikenakan pada seseorang yang nyata atau fiktif karena memiliki daya tarik seksual yang tinggi. Dalam sejarahnya istilah ini muncul pada tahun 1950an terutama dimulai pada dunia hiburan. Nama-nama seperti Marilyn Monroe, Brigitte Bardot, dan Raquel Welch disebut sebagai simbol seks diantara nama-nama yang lain. Dalam perkembangannya, aktor-aktor terkenal seperti Clark Gable dan James Dean berada di dalam deretan nama-nama aktor lainnya.

Saat ini, nama-nama yang disebut sebagai simbol seks semakin banyak dan meliputi beragam profesi. Nama-nama seperti Tom Cruise, Meryl Streep, Michael Keaton, Ben Affleck, Julia Roberts, Justin Bieber berada dalam daftar  panjang aktor atau aktris yang layak disebut simbol seks. Ada juga nama-nama musisi seperti Axl Rose atau Sting. Dalam rilis 25 simbol seks terseksi, situs Rolling Stone bahkan memasukkan politisi Justin Turdeau yang sekarang menjabat PM Kanada.

Tentu saja kelayakan itu adalah subyektifisme pewarta dunia hiburan dalam menentukan siapa saja yang pantas disebut memiliki daya tarik seksual yang tinggi. Jika Anda membayangkan model seksi seperti Kate Upton dalam, maaf, balutan bikini kemudian Anda menyebut dia sebagai simbol seks, Anda tidak salah. Tetapi jika ada seseorang rekan perempuan Anda yang menyebut Cristiano Ronaldo sebagai simbol seks, dia juga tidak salah meskipun Cristiano Ronaldo lebih dikenal orang sebagai pemain sepakbola.

Atau jika saya menyebut Angelina Jolie sebagai simbol seks karena keseksian bibirnya pun, saya dalam pemaknaan ini tidak keliru. Ironisnya dalam beberapa kasus,  mungkin aktris/aktor yang bersangkutan akan merasa jengkel (Christian Bale dalam sebuah artikel menyatakan kejengkelannya disebut simbol seks) karena mungkin saja yang bersangkutan ingin dinilai berdasarkan karyanya, bukan penampilan fisik.

Tetapi khusus bagi kaum hawa bayangkan tubuh Christian Bale yang dibalut dengan kostum Batman ditambah ketampanan wajahnya, dan pikirkan kata "simbol seks". Apakah Anda merasa ada persoalan moral di sini? Sama seperti ketika Anda membayangkan teman Anda yang paling tampan atau cantik di kelas atau kantor Anda? Apakah Anda merasa melakukan pelanggaran moral ketika terlintas dalam benak Anda, simbol seks? Atau Anda merasa bersalah ketika melihat wajah Anda yang cantik/tampan di cermin?

Jadi dalam pemaknaan ini, SNSD bisa disebut sebagai simbol seks karena tidak bisa dipungkiri dan jelas terlihat bahwa tubuh langsing, wajah cantik dan kulit bersih mereka adalah daya tarik seksual yang tinggi. Tetapi tidak ada persoalan moral di sini karena dalam pemaknaan yang longgar ini simbol seks bisa dibawa ke wilayah yang tidak berhubungan dengan moralitas. Menyebut SNSD sama dengan menyebut, katakanlah, Hugh Jackman. JIka ada persoalan moral dalam  pemaknaan ini, tentu saja kita tidak bisa melihat Wolverine beraksi di bioskop.

Dan dalam wilayah daya tarik seksual yang tinggi  inilah atribut simbol seks bisa dikenakan pada seseorang atau girlband dalam kasus ini. Dan ini tidak berlaku pada seseorang yang memiliki jenis kelamin yang sama dengan si simbol seks. Contohnya ketika fans SNSD adalah perempuan (dan tampaknya kebanyakan memang perempuan), pengenaan atribut simbol seks jelas akan kehilangan legitimasinya. Yang ada mungkin, katakanlah, simbol kemandirian perempuan.

Persoalan muncul ketika makna itu bergeser. Pergeseran  itu membuat simbol seks memiliki makna seseorang yang mewakili tindakan atau perilaku seksual  yang tidak senonoh atau tidak pantas, dalam kasus  ini tindakan atau perilaku seperti itu  dalam dunia hiburan.  Perhatikan bahwa pemaknaan yang longgar dan bahkan dalam perkembangannya kehilangan makna seksual dalam pemahaman "pamer tubuh" mengalami penyempitan makna.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline