Hari Sabtu, 6 Juli 2024 lalu, saya bersama teman-teman CAK KAJI (Cangkrukan Kompasianer Jatim) menghadiri acara Coffee Talk yang digelar di Hotel Double Tree Surabaya. Acara ini merupakan rangkaian Java Coffee Culture JCC dan Festival Peneleh yang digelar oleh Bank Indonesia Jawa Timur bekerjasama dengan Pemkot Surabaya.
Coffee Talk ini mengambil tema tema How to bring Nusantara Coffee to International Markets. Ada tiga narasumber yang hadir. Ada tiga narasumber yang hadir yakni Indonesia Barista Champion 2018 dan Roaster Muhammad Aga, Ketua Umum Aprindo Roy Nicholas Mandey dan Wildan Mustofa Pelaku UMKM Kopi CV Frinsa Agrolestari Binaan Bank Indonesia Jawa Barat.
Ketiganya membagikan cerita suksesnya masing-masing. Harapannya bisa menginspirasi para pelaku UMKM kopi untuk bersemangat mengembangkan bisnisnya hingga sektor global.
Coffee & It's Community
Muhammad Aga menjadi narasumber pertama yang menceritakan pengalamannya sebagai Rooster. Baginya, bisnis kopi tidak bisa dipisahkan dari komunitas.
Perkembangan bisnis kopi bergantung pada kerjasama yang apik mulai dari sektor hulu hingga hilir. Kopi perlu disampaikan dalam storytelling yang menarik. Disinilah pentingnya membangun koneksi dengan teman-teman yang ada di sektor hulu.
Aga pun berbagi tips agar bisnis kopi bisa berkembang. Pertama, pastikan tahu market yang akan disasar. Apakah menyasar kopi dengan specialty grade atau commercial grade.
Perhatikan juga tren kopi yang ada. Misalnya, saat ini trennya kopi dengan bentuk ready to drink, capsule, atau cold brew. Tren ini bisa menjadi peluang bagi produk yang dimiliki.
Kedua, lakukan branding. Branding menjadi kunci penerimaan pasar terhadap produk yang dimiliki. Miliki ciri khas tersendiri, yang membedakan dengan produk lainnya.
Ketiga, perhatian visual. Semakin menarik visual produk kopi yang dimiliki, semakin tinggi juga peluangnya untuk laku di pasaran.