Lihat ke Halaman Asli

Dian Kusumawardani

Haloo, saya adalah seorang ibu rumah tangga profesional. Bekerja paruh waktu sebagai pengajar Sosiologi dan Sejarah di BKB Nurul Fikri. Juga suka menulis dan sudah menghasilkan 6 buku antologi dan 1 buku solo. Saya juga seorang konselor laktasi dan blogger.

"Coffee Talk", BI Jatim Dorong Kopi Lokal Go Global

Diperbarui: 9 Juli 2024   07:41

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cak Kaji | dokpri

Hari Sabtu, 6 Juli 2024 lalu, saya bersama teman-teman CAK KAJI (Cangkrukan Kompasianer Jatim) menghadiri acara Coffee Talk yang digelar di Hotel Double Tree Surabaya. Acara ini merupakan rangkaian Java Coffee Culture JCC dan Festival Peneleh yang digelar oleh Bank Indonesia Jawa Timur bekerjasama dengan Pemkot Surabaya. 

Coffee Talk ini mengambil tema tema How to bring Nusantara Coffee to International Markets. Ada tiga narasumber yang hadir. Ada tiga narasumber yang hadir yakni Indonesia Barista Champion 2018 dan Roaster Muhammad Aga, Ketua Umum Aprindo Roy Nicholas Mandey dan Wildan Mustofa Pelaku UMKM Kopi CV Frinsa Agrolestari Binaan Bank Indonesia Jawa Barat. 

Ketiganya membagikan cerita suksesnya masing-masing. Harapannya bisa menginspirasi para pelaku UMKM kopi untuk bersemangat mengembangkan bisnisnya hingga sektor global. 

Coffee & It's Community

Muhammad Aga | @bank_indonesia_jatim

Muhammad Aga menjadi narasumber pertama yang menceritakan pengalamannya sebagai Rooster. Baginya, bisnis kopi tidak bisa dipisahkan dari komunitas. 

Perkembangan bisnis kopi bergantung pada kerjasama yang apik mulai dari sektor hulu hingga hilir. Kopi perlu disampaikan dalam storytelling yang menarik. Disinilah pentingnya membangun koneksi dengan teman-teman yang ada di sektor hulu. 

Aga pun berbagi tips agar bisnis kopi bisa berkembang. Pertama, pastikan tahu market yang akan disasar. Apakah menyasar kopi dengan specialty grade atau commercial grade. 

Perhatikan juga tren kopi yang ada. Misalnya, saat ini trennya kopi dengan bentuk ready to drink, capsule, atau cold brew. Tren ini bisa menjadi peluang bagi produk yang dimiliki. 

Kedua, lakukan branding. Branding menjadi kunci penerimaan pasar terhadap produk yang dimiliki. Miliki ciri khas tersendiri, yang membedakan dengan produk lainnya. 

Ketiga, perhatian visual. Semakin menarik visual produk kopi yang dimiliki, semakin tinggi juga peluangnya untuk laku di pasaran. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline